Jumat, 21 Desember 2012

Motivasi Menyalahkan Diri

Semua orang pernah gagal, tapi dari semua orang itu hanya sedikit yang tahu cara mengubahnya menjadi Kesuksesan. Lalu kenapa ada yang bisa bangkit dan ada banyak yang menyerah. Jawabannya mudah! Karena yang mampu bangkit adalah mereka yang mau mengakui kesalahan pada diri mereka.

INGAT INI BAIK-BAIK!

Teknik Motivasi terbaik untuk bangkit dari kegagalan adalah dengan cara menyalahkan diri sendiri.

Memang benar kegagalan maupun keberhasilan seseorang PASTI juga di tentukan oleh orang lain. Tapi 90% kontribusinya tetap pada diri anda. Artinya walaupun semua orang yang ada di dunia ini membantu, tapi jika tidak segera berubah! SELAMANYA ANDA TETAP GAGAL.

Bahkan Tuhan tidak akan pernah menolongmu, jika tidak sesegera mungkin melakukan PERUBAHAN.

Camkan Ini baik-baik : Bersyukurlah karena anda telah melakukan kesalahan. Karena dengan kesalahan itulah anda segera belajar untuk tidak mengulanginya lagi. Dan ini akan memotivasi diri untuk segera menghadapi tantangan selanjutnya. PASTI akan terasa lebih MUDAH karena anda memang mempunyai motivasi belajar dari kesalahan.

Jika ini benar-benar dilakukan “Memotivasi diri dari kesalahan“. Saat tujuan telah tercapai anda tidak akan merasa telah bekerja keras, tapi sebaliknya malah seolah-olah merasa telah bersenang-senang .

YA! memotivasi diri untuk selalu mencari kesalahan dan kemudian mengenal diri sendiri untuk memperbaiki kesalahan itu adalah teknik motivasi yang harus anda camkan BAIK-BAIK.

TENTU BUKAN mencari-cari kesalahan diri sendiri. Biarlah secara alami saat melakukan usaha anda menemukan kesalahan itu. BERSYUKURLAH! karena dengan kesalahan itu ANDA BISA langsung memperbaiki dan meninggalkan pesaing-pesaing anda.

Minggu, 16 Desember 2012

Cerita Motivasi tentang perbedaan pendapat dan harapan

Sahabat...
Sebuah kisah sederhana,tapi bagi saya cerita ini cukup menyentuh...
cerita ini saya ambil dari milis Air Putih,sebuah cerita
yang mengajarkan kita bahwa terkadang perbedaan pendapat dan harapan dapat menyebabkan lunturnya rasa cinta di hati...
Sepasang suami-istri ini sudah dua tahun menikah dengan masa tiga tahun perkenalan,sang istri hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa dan sang
suami adalah seorang insinyur yang sentiasa sibuk dengan pekerjaannya.
Sang istri mecintai suaminya karena baginya dia memiliki sifat yang alami
dan sangat menyukai perasaan hangat yang muncul ketika bersandar di bahunya yang bidang.
Tetapi entah mengapa sang istri mulai mengakui bahwadia mula merasa lelah,alasan-al asan yang membuatnyajatuh cinta kepada suaminya dulu tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang sangat menjemukan.
Sang istri seorang yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta
berperasaan halus. dia selalu merindukan saat-saat romantis layaknya anak yang menginginkan permen.Akan tetapi itu semua tak pernah ia dapatkan.
Suaminya jauh berbeda dari apa yang ia harapkan.
Rasa sensitifnya kurang.Bahkan terkesan tak mampu menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahannya sehingga mementahkan semua harapanakan sebuah cinta yang ideal.
Suatu hari,sang istri mengatakan keputusan kepada suaminya,bahwa ia menginginkan perceraian..ent ah keberanian darimana sehingga ia mampu mengatakan itu.
"Mengapa?",sang suami bertanya dengan terkejut...
"Saya lelah.kamu tidak pernah bisa memberikan cinta seperti apa yang saya inginkan.."
Sang suami terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya,tam pak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu,padahal tidak.
Kekecewaan sang istri semakin bertambah,karen a ia rasa suaminya termasuk seorang pria yang tidak dapat mengekspresikan perasaannya,tak ada lagi yang ia harapkan darinya.
Dan akhirnya sang suami bertanya padanya "Apa yang dapat saya lakukan untuk mengubah pikiran kamu??"
sang istri menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,
"Saya mempunyai sebuah pertanyaan,jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya,saya akan merubah pikiran saya.""
Apa itu??" tanya sang suami..
"Seandainya,say a menyukai setangkai bunga indah yangada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu,kamu akan mati.Apakah kamu akan melakukannya untuk saya??"
Sang suami hanya termenung...
suasana tiba-tiba hening,dan akhirnya berkata "saya akan jawab pertanyaan ini esok."Sang istri begitu gundah mendengar responnya,entah jawaban apa yangakan ia berikan...
Keesokan paginya ,sang suami tidak ada dirumah,dan sang istri hanya menemukan selembar kertas dengan coretan-coretan tangan dibawah
sebuah gelas yang berisi susu hangat di meja kerjanya.Kertas itu bertuliskan:
Sayang,saya tidak akan mengambil bunga itu untuk kamu,
tetapi ijinkan saya menjelaskan alasannya "Kalimat pertama itu
menghancurkan hati sang istri,tetapi ia tetap melanjutkan untuk membacanya..
"Kamu bisa mengetik di komputer tetapi selalu mengacaukan program
di PC-nya dan akhirnya hanya bisa menangis di depan monitor tanpa tau harus berbuat apa?? Dan saya harus memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya"
"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah,dan saya harus memberikan kaki saya untuk mendobrak pintu agar bisa membukakan pintu untukmu.."
"Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi,saya harus menunggu di rumah
agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."
"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu teman baikmu datang setiap bulannya,dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."
"Kamu senang diam di rumah, saya selalu khawatir kamu akan merasa bosan.Dan saya selalu membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."
"Kamu selalu menatap komputermu,memb aca buku danitu tidak baik untuk kesehatan matamu,saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti,saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."
"Tanganku akan memegang tanganmu,membim bingmu menelusuri pantai,menikmat i matahari pagi dan pasir yang indah.Mencerita kan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu."
"Tetapi sayangku..saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati.Karena,
saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku."
"Sayangku...say a tau,ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu."Un tuk itu sayang...jika semua yang telah diberikan tanganku,kakiku ,mataku tidak cukup bagimu,saya tidak bisa menahan dirimu mencari tangan,kaki,dan mata lainyang dapat membahagiakanmu ."
Air mata tak terbendung lagi,tetesannya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur,Namunsang istri tetap berusaha membacanya....
"Dan sekarang sayangku..kamu telah selesai membaca jawaban saya.
Jika kamu puas dengan semua jawaban ini,dan tetap menginginkanku
untuk tinggal di rumah ini,tolong bukakan pintu
rumah kita,saya sekarang berdiri disana menanti jawabanmu."
"Jika kamu tidak puas sayangku...biar kan saya masuk untuk membereskan barang-barangku ,dan saya tidak akan mempersulit hidupmu.Percaya lah...bahagiaku bila kau bahagia."
Sang istri segera berlari membuka pintu dan melihat suaminya berdiri di
depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannyamemegang susu
dan roti kesukaannya...
Kini dia sadar bahwa tidak ada orang yang pernah mencintainya lebih dari ia mencintai dirinya sendiri kecuali suaminya sendiri.
Itulah cinta,di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-ansur hilang dari hati kita karena kita merasadia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kitainginkan,maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalamwujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya...
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu...

Jumat, 14 Desember 2012

Hikmah Bertaqwa

Ada seorang pemuda yang bertakwa, tetapi dia sangat lugu. Suatu kali dia belajar pada seorang syaikh. Setelah lama menuntut ilmu, sang syaikh menasihati dia dan teman - temannya : "Kalian tidak boleh menjadi beban orang lain. Sesungguhnya, seorang alim yang menadahkan tangannya kepada orang-orang berharta, tak ada kebaikan dalam dirinya. Pergilah kalian semua dan bekerjalah dengan pekerjaan ayah kalian masing- masing. Sertakanlah selalu ketakwaan kepada Allah dalam menjalankan pekerjaan tersebut."
Maka pergilah pemuda tadi menemui ibunya seraya bertanya: "Ibu, apakah pekerjaan yang dulu dikerjakan ayahku?" Sambil bergetar ibunya menjawab: "Ayahmu sudah meninggal. Apa urusanmu dengan pekerjaan ayahmu?" Si pemuda ini terus memaksa agar diberitahu, tetapi si ibu selalu mengelak. Namun akhirnya si ibu terpaksa angkat bicara juga, dengan nada jengkel dia berkata: "Ayahmu itu dulu seorang pencuri?"!
Pemuda itu berkata: "Guruku memerintahkan kami -murid-muridnya- untuk bekerja seperti pekerjaan ayahnya dan dengan ketakwaan kepada Allah dalam menjalankan pekerjaan tersebut."
Ibunya menyela: "Hai, apakah dalam pekerjaan mencuri itu ada ketakwaan?" Kemudian anaknya yang begitu polos menjawab: "Ya, begitu kata guruku." Lalu dia pergi bertanya kepada orang-orang dan belajar bagaimana para pencuri itu melakukan aksinya.
Sekarang dia mengetahui teknik mencuri. Inilah saatnya beraksi. Dia menyiapkan alat-alat mencuri, kemudian shalat Isya' dan menunggu sampai semua orang tidur.
Sekarang dia keluar rumah untuk menjalankan profesi ayahnya, seperti perintah sang guru (syaikh). Dimulailah dengan rumah tetangganya. Saat hendak masuk ke dalam rumah dia ingat pesan syaikhnya agarselalu bertakwa. Padahal mengganggu tetangga tidaklah termasuk takwa. Akhirnya, rumah tetangga ituditingalkannya.
Ia lalu melewati rumah lain, dia berbisik pada dirinya:"Ini rumah anak yatim, dan Allah memperingatkan agar kita tidak memakan harta anak yatim".
Dia terus berjalan dan akhirnya tiba di rumah seorang pedagang kaya yang tidak ada penjaganya. Orang-orang sudah tahu bahwa pedagang ini memiliki harta yang melebihi kebutuhannya. "Ha, di sini", gumamnya. Pemuda tadi memulai aksinya.
Dia berusaha membuka pintu dengan kunci-kunci yang disiapkannya. Setelah berhasil masuk, rumah itu ternyata besar dan banyak kamarnya. Dia berkeliling didalam rumah, sampai menemukan tempat penyimpanan harta. Dia membuka sebuah kotak, didapatinya emas, perak dan uang tunai dalam jumlah yang banyak.
Dia tergoda untuk mengambilnya. Lalu dia berkata: "Eh,jangan, syaikhku berpesan agar aku selalu bertakwa. Barangkali pedagang ini belum mengeluarkan zakat hartanya. Kalau begitu, sebaiknya aku keluarkan zakatnya terlebih dahulu."
Dia mengambil buku-buku catatan di situ dan menghidupkan lentera kecil yang dibawanya. Sambil membuka lembaran buku-buku itu dia menghitung. Diamemang pandai berhitung dan berpengalaman dalam pembukuan. Dia hitung semua harta yang ada dan memperkirakan berapa zakatnya. Kemudia dia pisahkan harta yang akan dizakatkan. Dia masih terus menghitung dan menghabis-kan waktu berjam-jam.
Saat menoleh, dia lihat fajar telah menyingsing. Dia berbicara sendiri: "Ingat takwa kepada Allah! Kau harus melaksanakan shalat dulu!" Kemudian dia keluarmenuju ruang tengah rumah, lalu berwudhu di bak air untuk selanjutnya melakukan shalat sunnah. Tiba-tiba tuan rumah itu terbangun. Dilihatnya dengan penuh keheranan, ada lentera kecil yang menyala. Dia lihat pula kotak hartanya dalam keadaan terbuka dan ada orang sedang melakukan shalat.
Isterinya bertanya: "Apa ini?" Dijawab suaminya: "Demi Allah, aku juga tidak tahu." Lalu dia menghampiri pencuri itu: "Kurang ajar, siapa kau dan ada apa ini?"
Si pencuri berkata: "Shalat dulu, baru bicara. Ayo pergilah berwudhu' lalu shalat bersama. Tuan rumah-lah yang berhak jadi imam".
Karena khawatir pencuri itu membawa senjata si tuan rumah menuruti kehendaknya. Selesai shalat dia bertanya: "Sekarang, coba ceritakan, siapa kau dan apa urusanmu?" Dia menjawab: "Saya ini pencuri"."Lalu apa yang kau per-buat dengan buku-buku catatanku itu?", tanya tuan rumah lagi.
Si pencuri menjawab: "Aku menghitung zakat yang belum kau keluarkan selama enam tahun. Sekarang aku sudah menghitungnya dan juga sudah aku pisahkan agar kau dapat memberikannya pada orang yang berhak", Hampir saja tuan rumah itu dibuat gila karena terlalu ke-heranan. Lalu dia berkata: "Hai, ada apa denganmu sebenarnya. Apa kau ini gila?"
Mulailah si pencuri itu bercerita dari awal. Dan setelah tuan rumah itu mendengar ceritanya dan mengetahui ketepatan serta kepandaiannya dalam menghitung, juga kejujuran kata-katanya, juga mengetahui manfaatzakat, dia pergi menemui isterinya. Mereka berdua dikaruniai seorang puteri. Setelah keduanya berbicara,tuan rumah itu kembali menemui si pencuri, kemudian berkata: "Bagaimana sekiranya kalau kau aku nikahkandengan puteriku. Aku akan angkat engkau menjadi sekre-taris dan juru hitungku. Kau boleh tinggal bersama ibumu di rumah ini. Kau kujadikan mitra bisnisku."
Ia menjawab: "Aku setuju."
Di pagi hari itu pula sang tuan rumah memanggil para saksi untuk acara akad nikah puterinya.

*** BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI ***
'' Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta AstaghfirukaWa atuubu Ilaik ''

Kamis, 13 Desember 2012

Tips Penghangat Cinta

1. Mengungkapkan Cinta
Jangan takut mengatakan cinta, kadang kita merasa bahwa hal tersebut tidak penting dan gombal, kadang kita berdalih bahwa kata-kata cinta tidak penting untuk diucapkan secara verbal tapi cukup dibuktikan dengan perbuatan.
Tetapi coba kita tengok bagaimana Rasulullah mengajarkan kepada para shahabatnya ketika ada seseorang yang mengatakan kepada Rasul "Ya Nabiyullah, sesungguhnya aku sangat mencintai si fulan" sambil menunjuk kepada seorang lelaki yang sedang lewat dihadapannya. "Apakah kamu pernah mengatakan perasaanmu kepadanya ?" Tanya Rasul."Belum ya Rasul". Jawab sahabat. "Sekarang, katakanlahpadanya". Jadi mengatakan cinta itu bukan hal yang tabu, tapi sunnah hukumnya. Dan mulai sekarang, katakanlah cinta pada Pasangan tercinta.
"I love u, I love u, I love u " ahihihihiiii 

2. Efek Sentuhan
Berjabat tangan ketika bertemu, memeluk atau mencium, adalah kiat-kiat penghangat cinta, jangan sampai satu haripun anda tidak menyentuhnya.
Apakah hanya sekedar mencubit, menjewer mesra, dan sebagainya.
Menurut ahli psikologi, efek sentuhan dapat memberi kenyamanan, kesenangan dan ketentraman dan menciptakan rasa kedekatan antar individu. 

3. Memberi Bantuan
Memberi bantuan kepadanya diminta atau tidak, ketika ia sibuk di kantor. Ketika ia sedang kuliah dll,
"Kamu bunga yang jadi tangkainya..... suit suiit!" 

4. Siap Dengan Dukungan
Memberi dukungan harus dilakukan, terutama jika pasangan kita mengalami tekanan psikologis. Tetapi memberi dukungan juga harus proporsional, jangan sampai berlebihan. Ini yang perlu diperhatikan. Dukungan moril sangat dibutuhkan di saat-saat tertentu.Misalnya sakit sakit, jangan malah di takut-takutin
"Mi' tetangga diseberang sana sakitnya juga sama kayakumi. Sekarang dia udah pulang ke Rahmatulloh lho." 

5. Jangan Pelit Dengan Pujian
Kalau ada salah satu dr pasangan kita yang pelit pujian, bisa dipastikan ia juga pelit dengan hartanya, kalau pujian yang gratis aja pelit, gimana dengan harta yang dicari dengan susah payah? ex: laki2 yang pemurah adalah lelaki yang senang memuji. Memuji yang baik tidak dilakukan di depan khalayak ramai, tetapi di saat berdua, misalnya memuji kecantikannya, santun perangaix, enak masakannya, dll. 

6. Munculkan segala Kebaikan
"Jika cinta sudah melekat, tempe goreng terasa coklat" begitu pepatah mengatakan. Tanda cinta adalah kita senantiasa mengingat kebaikan-kebaik annya, jika ada permasalah yang membuat renggang hubungan. Segera ingat kebaikan yang pernah ia lakukan kepada kita. 

7. Sisihkan waktu Untuk berdua
Kadang kesibukan membuat suatu pasangan jarang punya waktu untuk mereka berdua, maka perlu disiasatisupaya punya waktu untuk berbicara dari hati kehati, tanpa ada yang mengganggu. Just me and u.....cieee. 

8. Membuat panggilan khusus
Panggil namanya dengan nama nama yang ia senangi misalnya "Sayang", "Humaira", "My Love" jangan sebut nama panggilan yang ia tidak senangi "sek,.. sini sek" (karena cewex idungx pesek). hihihi 

9. Mendengarkan
Menjadi pendengar yang baik perlu kiat tersendiri, kadang kala ada rasa emosi, saat pulang kerja, lelah atosuntuk. pasangan menyambut dengan sms cerita-cerita horor dan teror. Yah sabar sedikit, usahakan buat dia tersenyum. Dengarkan sampai ia selesai bicara. Setelah ia selesai baru bilang "umi tadi certain apa sih ?" (gubraks). 

10. Lazimkan Tiga kata ajaib :
- Tolong : jika meminta bantuan
- Terima kasih : jika selesai dibantu
- Maaf : jika membuat kesalahan

METODE PENGAJARAN BAHASA ASING


  1. Metode Langsung (Direct Method)
Direct artinya langsung. Direct method atau model langsung yaitu suatu cara mengajikan materi pelajaran bahasa asing di mana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada suatu kata-kata yang sulit dimengerti oleh anak didik, maka guru dapat mengartikan dengan menggunakan alat peraga, mendemontstrasikan, menggambarkan dan lain-lain.
Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing tidak sama halnya dengan mengajar ilmu pasti alam. Jika mengajar ilmu pasti, siswa dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berpikir, dan mengingat, maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik dilatih praktek langsunng mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu. Sekalipun kata-kata atau kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak dipahami anak didik, namun sedikit demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat pula mengartikannya.
Demikian halnya kalau kita perhatikan seorang ibu mengajarkan basah kepada anak-anaknya langsung dengan mengajarinya, menuntunnya mengucapkan kata per kata, kalimat per kalimat dan anaknya menurutinya meskipun masih terihat lucu. Misalnya ibunya mengajar “Ayah” maka anak tersebut menyebut “Aah” dan seterusnya. Namun lama kelamaan si anak mengenali kata-kata itu dan akhirnya ia mengerti pula maksudnya
Pada prinsipnya metode langsung (direct method) ini sangat utama dalam mengajar bahasa asing, karena melalui metode ini siswa dapat langsung melatih kemahiran lidah tanpa menggunakan bahasa ibu (bahasa lingkungannya). Meskipun pada mulanya terlihat sulit anak didik untuk menuirukannya, tapi adalah menarik bagi anak didik.
Ciri-ciri metode ini adalah :
  1. Materi pelajaran pertama-tama diberikan kata demi kata, kemudian struktur kalimat
  2. Gramatika diajarkan hanya bersifat sambil lalu, dan siswa tidak dituntut menghafal rumus-rumus gramatika, tapi yang utam adalah siswa mampu mengucapkan bahasa secara baik
  3. Dalam proses pengajaran senantiasa menggunakan alat bantu (alat peraga) baik berupa alat peraga langsung, tidak langsung (bnda tiruan) maupun peragaan melalui simbol-simbol atau gerakan-gerakan tertentu
  4. Setelah masuk kelas, siswa atau anak didik benar-benar dikondisikan untuk menerima dan bercakap-cakap dalam bahasa asing, dan dilarang menggunakan bahasa lain.
Kebaikan metode langsung (Direct)
Metode langsung (direct) dilihat dari segi efektivitasnya memiliki keunggulan antara lain :
  1. Siswa termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi guru menggunakan alat peraga dan macam-macam media yang menyenangkan
  2. Karena metode ini biasanya guru mula-mula mengajarkan kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana yang dapat dimengerti dan diketahui oleh siswa dalam bahasa sehari-hari misalnya (pena, pensil, bangku, meja, dan lain-lain), maka siswa dapat dengan mudah menangkap simbol-simbol bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya.
  3. Metode ini relatif banyak menggunakan berbagai macam alat peraga : apakah video, film, radio kaset, tape recorder, dan berbagaimedia/alat peraga yang dibuat sendiri, maka metode ini menarik minat siswa, karena sudah merasa senang/tertarik, maka pelajaran terasa tidak sulit
  4. Siswa memperoleh pengalaman langsung danpraktis, sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya
  5. Alat ucap / lidah siswa/anak didik menjadi terlatih dan jika menerima ucapan-ucapan yang semula sering terdengar dan terucapkan
Kekurangan-kekurangan metode langsung (Direct)
  1. Pengajaran dapat menjadi pasif, jika guru tidakdapat memotivasi siswa, bahkan mungkin sekali siswa merasa jenuh dan merasa dfongkol karena kata-kata dan kalimat yang dituturkan gurunya itu tidak pernah dapat dimengerti, karena memang guru hanya menggunakan bahasa asing tanpa diterjemahkan ke dalam bahasa anak.
  2. Pada tingkat-tingkat permulaan kelihatannya metode ini terasa sulit diterapkan, karena siswa belum memiliki bahan (perbendaharaan kata) yang sudah dimengerti
  3. Meskipun pada dasarnya metode ini guru tidak boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampaikan bahan pelajaran bahasa asing tapi pada kenyataannya tidak selalu konsisten demikian, guru terpaksa misalnya menterjemahkan kata-kata sulit bahasa asing itu ke dalam bahasa anak didik.
Metode ini sebenarnya tepat sekali digunakan pada tingkat permulaan maupun atas karena si siswa merasa telah memiliki bahan untuk bercakap/cercicara dan tentu saja agar siswa betul-betul merasa tertantang untuk bercakap/berkomunikasi; maka sanksi-sanksi dapat ditetapkan bagi mereka yang menggunakan bahasa sehari-hari.

  1. Metode Berlitz (Berlitz Method)
Metode Berlitz (Berlitz Metode) adakah metode langsung (Direct Method) yang selalu digunakan di sekolah-sekolah Berlitz sebagai metode utama.
Semua sekolah-sekolah Berlitz menggunakan metode langsung (direct Method) ini dalam pengajaran bahasa-bahasa asing di sekolahnya dan bnyak lagi sekolah-sekolah lain di Amerika dan Eropa yang secara rutin menerapkan metode ini.
Mereka telah yakin bahwa metode inilah yang paling cocok dan paling berhasil untuk pengajaran bahasa asing agar lebih serasi dan mencapai kemampuan aktif berbahasa asing.
Karena itu metode langsung disebut juga dengan metode Berlitz, sebab sekolah-sekolah berlitz lebih banyak mempopulerkan pemakaian metode ini secara kontinu dan mereka ternyata memang berhasil sangat baik.

  1. Metode Alami (Natural Method)
Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti halnya pelajaran bahasa ibu sendiri
Dalam pelaksanaannya metode ini tidak jauh berbeda dengan metode langsung (direct) dimana guru menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam hal-hal tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik dapat digunakan.
Ciri Metode Natural ini antara lain :
  1. Urutan pelajaran mula-mula diberikan melalui menyimak/mendengarkan (listening) baru kemudian percakapan (speaking), membaca (reading) menulis atau (writing) terahir baru gramatika
  2. Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang sederhana yang telah diketahui oleh anak didik, kemudian memperkenalkan benda-benda mulai dari benda-benda yang ada di dalam kelas, dirumah dan luar kelas, bahkan mengenal luar negeri atau negara-negara asing terutama Timur Tengah.
  3. Alat peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan mengartikan kata-kata sulit dalam bahasa asing, dan memperbanyak perbendaharaan kata-kata atau memperkaya Vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa asing
  4. Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap-cakap sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran gramatikal (tata bahasa) kurang diperhatikan

Kebaikan Metode Natural

Kebaikan metode ini antara lain :
  1. Pada tingkat lanjutan metode ini sangat efektif, karena setiap individu siswa dibawa ke dalam suasana lingkungan sesungguhnya untuk aktif mendnegarkan dan menggunakan percakapan dalam bahasa asing
  2. Pengajaran membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing sangat diutamakan, sedangkan pelajaran gramatika diajarkan sewaktu-waktu saja
  3. Pengajaran menjadi bermakna dan mudah diserap oleh siswa, karena setiap kata dan kalimat yang diajarkan memiliki konteks (hubungan) dengan dunia (kehidupan sehari-hari) siswa/anak didik
Segi kekurangan metode ini antara lain :
  1. Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum memiliki bekal dasar bahasa asing terutama pada pada tingkat-tingkat pemula, sehingga penggunaan/ pemakaian bahasa asli siswa tidak dapat dihindari. Dengan demikian tujuan semua dari metode ini untuk membaca dan bercakap-cakap selalu dalam bahasa asing sulit diterapkan secara murni, tapi harus diterapkan secara konsekuen
  2. Pada umumnya anak didik dan guru bersikap tradisional mengutamakan gramatika lebih dahulu daripada membaca dan percakapan sesuatu hal yang salah secara alamiah yang amat perlu diubah
  3. Pada umumnya pengajaran bahasa asing di sekolah-sekolah kita sangat terasa kekurangan macam-macam media/alat peraga yang diperlukan; yang seyogyanya para guru harus aktif membuatnya
  4. Guru yang kurang memiliki kemampuan dan pengalaman praktis dalam berbahasa asing merupakan faktor sulitnya diterapkan dan berhasil secara baik metode tersebut. Guru haruslah seorang yang aktif berbicara di dalam bahasa asing tersebut, barulah murid-muridnya akan mampu pula aktif di dalam belajar (praktek) bahasa.

  1. Metode Percakapan (Conversation Method)
Yaitu mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab atau bahasa-bahasa lainnya yang cara langsung mengajak murid-murid bercakap-cakap/berbicara di dalam bahasa asing yang sedang diajarkan ini. Tentunya dimulai dengan kata-kata atau kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan yang biasa berlaku pada kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti : Good Morning, How are you? What are you doing? Can you speak English? Dan sebagainya; atau kalimat-kalimat, percakapan di dalam kelas di sekitar sekolah, dirumah di kantor dan sebagainya; semakin lama semakin meluas dan beragam.
Yang namanya berbahasa itu ialah berbicara (sebagai fungsi pokok bahasa); peran kedua barulah membaca/memahami tulisan atau buku.
Jadi fungsi utama belajar bahasa asing itu ialah kemampuan berbahasa aktif, berkomunikasi lisan atau bercakap-cakap. Itulah tujuan utama atau target pokok mempelajari bahasa asing, disusul dengan kemampuan membaca dan memahami atau penguasaan pasif.
Oleh karena itu, metode utama dan pertama di dalam kegiatan belajar mengajar bahasa asing itu semestinya adalah Metode Percakapan (Conversation Method). Metode ini disejalankan dengan Direct Method dan Natural Method, yang pelaksanaanya dengan menerapkan fungsi dan prinsip-prinsip ketentuan dari tiap-tiap metode ini.
Di negara-negara maju seperti AS dan Eropa, orang menerapkan ketiga methode ini sebagai praktek utama ditambah lagi dengan alat peraga/audio visual aids yang mencukupi dan serasi sehingga dalam waktu satu semester telah mampu mengunjungi negara dari bahasa bangsa yang dipelajari, belajar dan praktek selama 1 tahun telah langsung mampu menulis disertai di dalam bahasa asing tersebut.
Jadi disamping metodenya yang serasi, medianya dan buku-buku yang lengkap, gurunya punya kepabelitas tinggi, muridnya pun perlu bersungguh-sungguh belajar serta cerdas. Tanpa keempat syarat tersebut terpenuhi maka orang bertahun-tahun bahkan belasan tahun belajar bahasa asing.

  1. Metode Phonetic (Mendengar dan Mengucapkan)
Metode ini mengutamakan ear training dan speak training yaitu cara menyajikan pelajaran bahasa asing melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa asing yang sedang dipelajari.
Metode Phonetic ini dapat dikatakan gabungan dari dua metode Natural dan Reading diatas. Dimana mula-mula menurut metode ini pelajaran dimulai dengan latihan-latihan mendengar kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bahasa asing. Kemudian disusul latihan-latihan membaca (reading and conversation).
Langkah-langkah pelaksanaan metode ini yang dapat dilakukan :
  1. Guru membacakan bacaan-bacaan bahasa asing di depan kelas, atau membuka/menghidupkan acara bacaan berupa radio kaset/video, siswa mendengarkan dan memperhatikan baik-baik acara bacaan ini dengan cermat, serius (tidak ada yang main-main saat pembacaan itu), siswa harus memperhatikan betul langgam dan intonasi, serta gerak-gerik bentuk mimik tertentu dalam bacaan
  2. Seri-seri dalam bacaan itu hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menjadi bahan bacaan yang sempurna/berkelanjutan
  3. Guru dapat menghentikan seri-seri tertentu jika seri pelajaran tersebut sudah dianggap selesai dan dikuasai oleh anak didik, kemudian dapat dilanjutkan pada session/seri berikutnya
  4. Setelah pelajaran membaca selesai, maka latihan percakapan dapat dilakukan. Misalnya percakapan-percakapan yang sifatnya mula-mula sederhana, setelah itu menuju pada percakapan yang kompleks/lebih sulit
  5. Untuk memperjelas ucapan dan percakapan, maka metode ini dianjurkan untuk menggunakan alat peraga/media pengajaran
  6. Pada setiap akhir materi pelajaran, guru hendaknya memberikan latihan-latihan praktis membaca dan larihan bercakap-cakap pada masing-masing anak didik, dan jangan lupa guru dapat memberikn berbagai catatan-catatan khusus, kesimpulan-kesimpulan dan juga nasihat-nasihat berupa dorongan (memberi motivasi bagi anak didik) supaya belajar sungguh-sungguh, rajin dan rutin tiap hari latihan (PR)

Kebaikan-kebaikan Metode Phonetic

  1. Metode ini mengajarkan kemampuan membaca anak didik dengan lancar dan fasih sekaligus kemampuan percakapan, banyak latihan-latihan dialog dan menulis (dikte)
  2. Siswa menyimak kesalahan bacaan dan percakapan dari guru atau teman sekelasnya, untuk kemudian diubah dan diperbaiki letak-letak kesalahannya itu

Kekurangan-kekurangan Metode Phonetic

  1. Metode ini memerlukan kesungguhan dan keahlian (profesional) dari pihak guru. Disamping perencanaan dan waktu harus matang
  2. Pada tingkat-tingkat pemula (pertama) metode ini masih sulit diterapkan, terutama bagi anak-anak yang belum memiliki bekal (basic) bahasa asing yang cukup memadai, sebab itu perlu memotivasi murid dan mengajar secara komunikatif
  3. Kalau seri-seri pelajaran tidak disusun dan direncanakan sedemikian rupa, maka pelajaran dan penguasaan materi bagi siswa menjadi mengambang; misalnya materi pelajaran membaca diberikan sedikit, juga percakapan pun serba tanggung. Oleh sebab itu pengaturan waktu dan materi hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga keduanya dikuasai

  1. Metode Practice – Theory
Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktis dari teori. Perbandingan dapat berupa 7 unit materi praktis dan 3 unit materi yang bersifat teoritis. Belajar bahasa asing lebih dulu dan mengutamakan praktek, lalu diiringi dengan teori (tata bahasa).
Jadi disini yang dipentingkan adalah bagaimana siswa/anak didik dapat mampu berbahasa asing itu secara praktis bukan teoritis. Oleh sebab itu pengajaran harus diarahkan pada kemampuan komunikatif atau percakapan, sedangkan gramatika dapat diajarkan sambil lalu saja.
Pada tingkat-tingkat awal materi pelajaran praktis dapat dipilih dan diterapkan pada hal-hal yang sederhana, apakah itu lewat percakapan sehari-hari yang ada hubungannya dengan dunia sekolah anak didik atau lingkungan rumah tangga dan masyarakat lebih luas atau dapat pula menyebutkan rincian nama-nama benda dan kata kera sebagai dasar pembentukan bahasa percakapan.
Sedangkan pada tingkat lanjutan atas materi pelajaran dikembangkan lebih luas dan kompleks melalui percakapan teoritis dan penalaran ilmiah.
Kelebihan-kelebihan Metode Practice-Theory :
  1. Siswa memperoleh ketrampilan langsung atau praktis dalam berbahasa asing
  2. Siswa merasa tidak dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena pelajaran gramatikal hanya diajarkan sambil lalu, sebagai penajam pemahaman
  3. Pengajaran dapat dinamis (hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat menyelingi dengan percakapan lucu dan media peragaan yang menarik
  4. Paling sesuai dengan alamiah tujuan pengajaran bahasa : yang disebut berbahasa itu ialah berbicara, berkomunikasi lisan
Kekurangan-kekurangan Metode Ptactice Theory
  1. Memerlukan guru yang betul-betul mahir dan aktif berbahasa asing
  2. Pada tingkat-tingkat dasar (awal) metode ini masih sulit diterapkan karena perbendaharaan kata dan bahasa anak didik masih terbatas, bahkan terasa kaku. Guru harus memperbanyak menghafalkan pola-pola kalimat yang baik kepada murid-murid
  3. Pada umumnya kemampuan aplikatif bahasa asing anak didik sangat ditentukan oleh faktor motivasi dari pihak guru disamping gaya dan simpatik kepribadian guru. Dan ini jarang dimiliki dalam satu pribadi guru. Guru perlu sering memotivasi anak didik disela-sela mengajar bahasa asing (Inggris/Arab)
  4. Kekurangan media peraga sebagai penguat persepsi dan ingatan dapat merupakan sisi lain kekurangan metode ini

  1. Metode Membaca (Reading Method)
Metode membaca (Reading Method) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa anak didik. Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya.
Teknik metode membaca (Reading Method) ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi pelajaran dan siswa disuruh memperhatikan/ mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan berganti-ganti (bergiliran).
Setelah masing-masing siswa mendapat giliran membaca, maka guru mengulangi bacaan itu sekali lagi dengan diikuti oleh semua siswa hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama; lalu kemudian guru mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum diketahui siswa di papan tulis untuk dicatat di buku catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata dan begitulah selanjutnya, hingga selesai topik-topik yang telah ditetapkan/ditentukan.

Kebaikan Metode Reading/Membaca

Jika dibandingkan dengan metode-metode lain, maka metode ini memiliki segi kelebihan/kebaikan-kebaikan antara lain :
  1. Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar
  2. Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar
  3. Tentu saja dengan pelajaranmembaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh

Kekurangan Metode Reasing/Membaca

  1. Pada metode membaca ini, untuk tingkat-tingkat pemula terasa agak sukar diterapkan, karena siswa masing sangat asing untuk membiasakan lidahnya, sehingga kadang-kadang harus terpaksa untuk berkali-kali menuntun dan mengulang-ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru oleh lidah siswa yang bukan dari bahasa asing yang sedang diajarkan. Dan dengan demikian metode ini relatif banyak menyita waktu.
  2. Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode reading lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengucapkan/melafalkan kata-kata dalam kalimat-kalimat bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti dan makna kata dan kalimat kadang-kadang kurang diutamakan. Hal ini dapat berarti pengajaran terlalu bersifat Verbalisme
  3. Pengajaran sering terasa memboankan, terutama apabila guru yang mengajarkan tidak simpatik/metode diterapkan secara tidak menarik bagi siswa. Dari segi tensi suarapun kadang-kadang cukup menjenuhkan karena masing-masing guru dan siswa terus-menerus membaca topik-topik pelajaran. Oleh karena metode ini memiliki segi kekurangan yang berarti, maka perlu diperhatikan hal-hal yang berikut :
  1. Hendaknya pokok-pokok materi yang akan disajikan senantiasa disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa pada tingkat tertentu. Pilih topik dan materi pelajaran yang menarik hati bagi para siswa/yang sesuai dengan keinginan jiwa mereka
  2. Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran maka guru hendaknya dapat mengartikan/menerjemahkan kata-kata atau kalimat-kalimat yang belum dimengerti/pahami siswa dalam bacaan-bacaan tersebut
  3. Pada umumnya alat peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio tape/kaset, video dan alat-alat sejenisnya sangat membantu mempercepat/ memperlambat lidah/bacaan siswa. Disamping itu dengan alat peraga, pengajaran menjadi menarik dan tidak membosankan.
  4. Buku-buku bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa hingga menarik/menyenangkan siswa. Pada umumnya bacaan berupa novel, cerpen (cerita-cerita), pepatah, hikmah-hikmah dalam bahasa asing, ilmu pengetahuan dan lain-lain sangat menarik untuk bahan bacaan, terutama pada tingkat-tingkat pemula; pada tingkat-tingkat lanjutan bacaan-bacaan dapat diarahkan pada yang bersifat ilmiah/pemikiran.


  1. Metode Bicara Lisan (Oral Method)
Metode ini adalah hampir sama dengan metode phonetic dan reform method, tetapi pada orak method adalah menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan-penutuan dengan mulut. Melatih untuk bisa lancar berbicara (fluently), keserasian dan spontanitas
Melatih lisan/mulut agar pengucapan bahasa asing itu bisa tepat bunyi, tidak kedengaran janggal. Latihan-latihan Sistem bunyi melalui bibir, melatih tepatnya keluarnya huruf-huruf kerongkongan, huruf-huruf di ujung atau di pangkal lidah dan sebagainya
Latihan-latihan menyusun kata-kata membuat kalimat sendiri dan sebagainya, semua dilakukan dengan mengaktifkan bicara lisan, oral, speaking
Target yang hendak dicapai melalui metode ini ialah keammpuan dan kelancaran berbahasa lisan atau berbicara lisan atau berkomunikasi langsung sebagai fungsi utama bahasa
Prinsip metode ini ialah : Teach the language, don’t teach only about the language.

  1. Metode Praktek Pola-pola Kalimat (Pattern-Practice Method)
Penerapan terpenting metode ini ialah dengan melatih murid-murid secara praktek langsung mengucapkan pola-pola kalimat yang sudah tersusun baik betul, atau mengerjakan sebagaimana yang dimaksud oleh pola kalimat tersebut.
Jadi pola-pola kalimat yang mengandung arti, telah lebih dulu disediakan atau disusun secara serasi dari yang mudah, secara berangsung-angsur sampai sulit; dan bahan perbendaharaan kata-kata yang sederhana sampai yang rumit. Murid-murid memang harus aktif mengucapkan, melakukan sampai menjadi kebiasaan, sehingga menghayati pola-pola kalimat tersebut sampai membudaya.
Semestinya guru itu adalah seorang Bilingual (yang mengusai dua bahasa atau lebih sampai dihayati), yakni bahasa asing yang diajarkan dan bahasa Indonesia, dengan kemampuan yang sebenar-benarnya. Pertama-tama guru membanding-bandingkan kedua bahasa, misalnya bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, tentang kata-kata yang sama, cara-cara pengucapan sistem tata bahasa, arti, bunyi dan seterusnya dan memberi penjelasan-penjelasan. Dari bahasa dwi-bahasa (bilingual) diuraikan dan dipilih pola-pola kalimat dengan bunyi-bunyi tertentu untuk mater drill atau bahan-bahan latihan yang intensif. Susunlah pola-pola kalimat yang baik, dan ditambah terus perbendaharaan kata-kata, sehingga menggarkan sesuatu situasi atau cerita. Latihlah secara berulang-ulang dan sampai setiap siswa mendapat giliran. Para siswa dilatih mengucapkan pola-pola kalimat sampai benar-benar memahami dan menghayati arti/maksudnya serta hafal-lancar tanpa berpikir-pikir menyusun kalimat sendiri.
Setelah itu murid-murid perlu dilatih pula Listening untuk mencapai kepekaan pendengaran (Listening, dll).
Seterusnya latihan-latihan speaking (speaking drill) untuk kelancaran berbicara, reading drill untuk mencapai bacaan-bacaan yang betul, dan Writing Drill yakni latihan-latihan menulis secara benar, menghindarkan salah-salah di dalam menulis ejaan atau huruf. Latihan-latihan listening, speaking, reading and writing ini amat diperlukan mengiringi pada hampir semua macam metode mengajar bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dan Arab.
Metode ini seperti yang dipraktekkan pada buku-buku pelajaran bahasa Inggris antara lain English 900, English 901 dan sebagainya dan dianggap sebagai yang paling sesuai dengan alamiah pengajaran bahasa asing.

Metode Pembelajaran Bahasa Arab

  1. Metode bercakap-cakap (Muhadasah)
Pelajaran muhadasah merupakan pelajaran bahasa Arab yang pertama-tama diberikan. Sebab tujuan utama pengajaran bahasa Arab adalah agar sisw mampu bercakap-cakap (berbicara) dalam pembicaraan sehari-hari dengan berbahasa Arab dan membaca Al-Qur'an, dalam salat dan do’a-do’a. yang disebut berbahasa itu adalah berbicara lisan.
Metode muhadasah yaitu cara menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab melalui percakapan, dalam percakapan itu dapat terjadi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid. Sambil menambah dan terus memperkaya perbendahraan kata-kata (Vocabulary) yang semakin banyak.
Di lembaga-lembaga pesantren modern seperti pesantren Gontor Ponorogo Jawa timur sangat menekankan m,etode muhadasah ini disamping metode-metode lainnya. Anak didik mulai dari tingkat dasar telah diharuskan bercakap-cakap dengan bahasa Arab disamping bahasa Inggis, meskipun mula-mula arti pembicaraan belum begitu dipahami tapi lama-kelamaan sedikit demi sedikit anak didik mulai mengerti dan memahaminya. Sehinga banyak kalangan orang menilai sistem dan metode yang dikembangkan oleh Pesantren Gontor ini sangat efektif dan dapat dicontoh.
Kalau diperhatikan lebih jauh, anak kecil belajar bahasa ibunya memanng dimulai dengan percakapan (berbicara) ini, mula-mula ia ucapkan kata-kata yang dianjurkan oleh ibunya meskipun tidak langsung ia pahami atau dimengerti, setelah agak lancar mulai ia menyusun katakata dan akhirnya lama-kelamaan menjadi mahir dan paham berbicara yang ia ucapkan itu. Jadi bukan tata bahasanya (Qawaid) yang pertama diajarkan tetapi melatih percakapannya. “Sudah bisa karena biasa”, inilah metode alamiah dan berhasil guna.
Tujuan pengajaran muhadasah
  1. Melatih lidah anak didik agar terbiasa dan fasih bercakap-cakap (berbicara dalam bahasa Arab
  2. Terampil berbicara dalam bahasa Arab mengenai kejadian apa saja dalam masyarakat dan dunia internasional apa yang ia ketahui
  3. Mampu menerjemahkan percakapan orang lain lewat telepon, radio, TV, tape recorder dan lain-lain
  4. Menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa Arab dan Al-Qur'an, sehingga timbul kemauan untuk belajar dan mendalaminya.
Metode mengajarkan muhadasah
Ada beberapa langkah yang ditempuh dalam mengajarkan ini, yaitu :
  1. Mempersiapkan acara/materi muhadasah dengan matang dan menetapkan topik yang akan disajikan (SP tertulis)
  2. Materi muhadasah hendaklah disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kemampuan anak didik. Jangan memberikan muhadasah dengan kata-kata dan kalimat-kalimat yang panjang yang tidak dimengerti dan dipahami oleh anak didik. Mulailah dengan kata-kata dan kalimat yang telah dikuasai oleh anak didik. Misalnya dengan memulai memperkenalkan alat-alat tulis sekolah dan peralatan rumah tangga. Dan setelah bahasa Arabnya maju maka meningkat kepada pembent ukan dan perangkaian kata-kata menjadi kalimat yang sempurna. Kemudian lingkup materi pembicaraan terus semakin diperluas dan dikembangkan selalu.
  3. Menggunakan alat peraga (sebagai alat bantu) muhadasah. Sebab dengan alat peraga dapat menjelaskan persepsi anak tentang arti dan maksud yang terkandung pada muhadasah. Disamping itu dapat menarik perhatian anak didik dan tidak menjenuhkan. Sebagai contoh : Guru bertanya kepada anak didik dengan memegang kitab yang ada ditangannnya : kemudian disuruhlah salah seorag murid untuk mengeja dengan kalimat yang sempurna, misalnya : (yang di tanganmu kitab). Dan begitulah seterusnya.
  4. Guru hendaklah menjelaskan terlebih dahulu arti kata-kata yang terkandung dalam muhadasah, dengan menuliskannya di papan tulis. Setelah murid dianggap mengerti, guru menyuruh murid untuk mencoba mempraktekkannya di depan kelas. Dan teman lainnya menyimak dan memperhatikan sebelum mendapat giliran berikutnya.
  5. Pada muhadasah tingkat lebih tinggi atas, anak didiklah yang ebih banyak berperan, sedangkan guru yang menentukan topik yang akan dimuhadasahkan. Dan setelah acara dimulai, peranan guru hanya mengatur jalannya muhadasah, agar jalannya muhadasah tetap sportif dan berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
  6. Setelah muhadasah selesai dilakukan, guru kemudian membuka forum soal jawab dan hal-hal lain yang perlu untuk didiskusikan mengenai muhadasah yang baru saja selesai. Jika ada hal-hal yang masih belum dimengerti dan dipahami oleh anak didik, maka guru mengulangi penjelasannya lagi, dan mencatatkannya di papan tulis dan menyuruh murid untuk mencatat di buku tulisnya.
  7. Penguasaan bahasa secara aktif, itulah yang baik dan berhasil, bukan hanya penguasaan pasif. Jika bertemu orang Arab, tak mampu murid-murid berbicara/berkomunikasi. Alangkah janggalnya.
  8. Di dalam kelas, guru harus selalu berbicara di dalam bahasa Arab. Mustahil murid-murid akan pandai berbahasa Arab, jika gurunya tak pernah / jarang bicara bahasa Arab.
  9. Jika muhadasah akan dilanjutkan kembali pada pertemuan berikutnya, maka guru sebaiknya, dapat menetapkan batas dan materi yang akan disajikan berikutnya, agar siswa dapat lebih mempersiapkan dirinya. Muhadasah adalah yang terpenting dalam pelajaran bahasa Arab.
  10. Mengakhiri pertemuan pengajaran, dengan mmeberi dorongan dan semangat siswa untuk lebih giat lagi.
Saran-saran yang harus diperhatikan dalam muhadasah
  1. Berani melakukan / mempraktekkan percakapan, dengan menghilangkan perasaan malu dan takut akan salah. Prinsip yang harus dipegangi : “Yang penting berbicara / ngomong soal salah itu biasa, toh nanti akan baik dengan sendirinya”.
  2. Rajin memperbanyak perbendaharaan kata-kata dan kalimat secara kontinu. Kita dapat memperhitungkan, jika setiap hari kita dapat menghafal 10 ksoakata, maka dalam satu bulan berarti kita telah dapat menguasai kosa kata bahasa Arab sebanyak 300 kata. Nah, kalau satu tahun? Kalikan saja. Berapa jumlah kosa kata dapat kita hafal.
  3. Selalu melatih alat pendengaran dan pengucapan, agar menjadi fasih dan lancar, sehingga secara spontan, kapan dan dimana saja diperlukan. Caranya mengajar orang lain yang pandai, untuk diajak bercakap-cakap denga bahsa Arab. Atau dengan cara mendengarkan pembicaraan orang lain, baik melalui radio-siaran radio berbahasa Arab, TV, tape recorder, dan lain-lain
  4. Terus-menerus banyak membaca buku-buku dalam bahasa Arab. Buku-buku petunjuk mengenai percakapan bahasa Arab, sangat membantu kemajuan percakapan bahasa Arab anda.
  5. Menciptakan lingkungan dalam suasana bahasa Arab.
  6. Mencintai guru dan teman yang pandai bahasa Arab. Jadikan mereka sebagai teman setia. Dalam saat-saat tertentu, mereka dapat dijadikan sebagai tempat bertanya.
  7. Ajarkanlah bahasa itu, jangan hanya mengajarkan tentang bahasa itu”. Ajar dan latihlah anak-anak berbicara bahasa Arab, jangan hany mengajar ilmu bahasa (Qawaid-qawaid melulu).

  1. Metode Muthla’ah (Membaca)
Metode muthala’ah, yaitu cara menyajikan pelajaran denagn cara membaca baik membaca dengan bersuara maupun membaca dalam hati.
Melalui metode muthala’ah ini, diharapkan anak didik dapat mengucapkan lafal kata-kata dan kalimat dalam bahasa Arab yang fasih, lancar dan benar. Tidak sembarang membaca, akan tetapi memperhatikan tanda-tanda baca., tebal tipisnya bacaan. Sebab, salah dalam mengucapkan tanda baca, akan berakibat kesalahan arti yang dimaksud.

Tujuan pengajaran muthala’ah

Pengajaran muthala’ah bertujuan untuk :
1) Melatih anak didik terampil membaca huruf Arab dan Al-Qur'an dengan memperhatikan tanda-tanda baca, misalnya tanda baca dhammah ( ), tanda fathah ( ), tanda kasrah ( ), sadddah ( ), dan tanda tanwin ( ), dan lain-lain.
  1. Dapat membedakan bacaan antara huruf satu dengan huruf yang lainnya, dan antara kalimat bahasa Arab yang samar, sehingga fasih lafadznya, lancar membacanya dan benar dalam pemakaiannya, tepat bacaan.
  2. Dapat melagkan dan melantunkan gaya bahasa Arab dan Al-Qur'an secara tepat dan menarik hati
  3. Melatih anak didik untuk dapat membaca dan mengerti serta paham apa yang dibacanya / tidak verbalisme
  4. Agar anak didik dapat membac, membahas dan meneliti buku-buku agama, karya-karya ulama-ulama besar dan pemikir (filsuf-filsuf) Islam yang umumnya karya mereka ini ditulis dalam bahasa Arab. Di Indonesia buku semacam ini dikenal dengan istilah “Kitab Kuning”, atau Kitab Gundul, karena ditulus dalam bahasa Arab yang tidak ada tanda / harakatnya (tanpa tanda baca yang lengkap)

Metode pengajaran muthala’ah

  1. Apresepsi dan Pre Test
Setiap awal pelajaran hendaklah dimulai dengan apresepsi dan pre test. Pre test yaitu menghubungkan pelajaran yang telah diberikan, dengan pelajaran yang akan disajikan, sehingga pengajaran menjadi kontekstual dan relevan
  1. Sebelum guru membaca buku pelajaran yang akan dipelajari, suruhlan akan didik untuk membaca buku bacaannya, jika ada, dan menyimak bacaan gurunya secara baik dan tertib. Setelah selesai membaca adakanlah bersoal jawab dengan anak didik, sehingga mengerti danpaham betul mengenai bacaan tersebut.
  2. Guru menwaarkan kepada murid, untuk mengulangi bacaan yang baru saja dibaca oleh gurnya, kemudian menunjuk di antara yang pandai untuk membaca. Sedangkan yang lain aktif menyimak dan memperhatikan bacan temannya itu.
  3. Setelah selesai membaca diantara siswa yang disruh tadi, maka kemudian adakanlah diskusi dan bersoal jawab terhadap bacaan tersebut. Apakah terdapat kekuarangan atau kesalahan. Dan kalau terdapat kesalahan, suruhlah temannya yang lain untuk membenarkannya. Dalam hal ini hendaknya diperhatikan juga, bahwa dalam membrtulkan suatu kesalahan, janganlahj disaat-saat “kalimat” yang dibaca belum selesai. Sebab hal itu akan dapat berakibat makna bacaan menjadi terputus, disamping dapat menghambat konsentrasi anak didik.
  4. Dan jika acara bacaan itu terlalu panjang, maka sebaiknya bacaan tersebut dibagi-bagi dalam bagian pendek / terkecil, agar sederhana dan mudah dimengerti. Dan setelah bagian tertentu dapat diselesaikan, maka dilanjutkan pada bagian yang lain, sehingga akhirnya sampai selesai. Secara keseluruhan
  1. Dalam memberikan penjelasan, hendaklah disertai dengan contoh-contoh, dan menuliskan arti kata-kata sulitnya di papan tulis untuk dicatat oleh anak didik
  2. Pada akhir setiap pelajaran selesai, guru jangan lupa menyiapkan kata-kata nasihat kepada anak didik agar tergugah / terangsang untuk giat belajar dan rajin mengulangi pelajaran yang lain.
Saran-saran yang perlu diperhatikan
  1. Bahan bacaan hendaklah disesuaikan dengn taraf pengembangan dan kemampuan anak didik
2) Jika dianggap perlu, upayakanlah alat peraga (media pengajaran), sebagai alat bantu untuk memudahkan dalam memahami bacaan yang disajikan
  1. Mula-mula guru hendaklah membacakan acara pelajaran itu dengan terang. Tidak terlalu keras hingga dapat mengganggu ketenangan kelas lain. Dan sebaliknya tidak pula terlalu kecil / lembek, sehingga tidapat didengar oleh anak didik yang duduk di belakang.
  2. Adakanlah selingan dalam bacaan, jangan suruh anak disuruh membaca terus-menerus, sehingga dapat menyebabkan anak didik menjadi bosan dan jenuh. Yang akhirnya dapat berakibat lebih jauh.
  3. Kesimpulan dan kata-kata sulit dari bacaan, hendaknya dituliskan di papan tulis, untuk kemudian menyuruh anak didik mencatatnya .

Membetulkan kesalahan dalam membaca

Kesalahan membaca dalam bahasa Arab dan Al-Qur'an akan berakibat salah pula dalam pengertiandan makna yang terkandung di dalam bacan. Oleh sebab itu, perlu hati-hati dalam membacanya. Apalagi bacaan Al-Qur'an. Kesalahan dalam membaca, dapat disebabkan antara lain sebagai berikut :
  1. Kesalahan dalam mengucapkan kata-kata dan huruf-huruf seperti kesalahan makhrajnya. Misalnya lafadz syim ( ), diganti dengan lafad sin ( ), dan lafadz dhat ( ) diganti dengan lafadz tha ( ), serta lafadz aain ( ) dibunyikan dengan ghain. Dan seterusnya.
  2. Tidak mempedulikan tanda-tanda baca Arab. Misalnya sabdu / syaddah ( ), tanda Dhammah ( ), tanda kasrah ( ), dan tanwin ( ), dan tanwin ( ). Dan lain-lain sebagainya, sehingga kesalahan dapat berakibat fatal.
  3. Kesalahan dalam tajwidnya, yang sebetulnya bacaannya harus ditebalkan, menjadi ditipiskan. Dari yang tadinya harus didengungkan menjadi bacaannya tidak didengungkan. Dan dapat pula terjadi kesalahan dalam tanda berhenti. Dalam membaca Al-Qur'an, tanda berhenti ini dapat berakibat salah dalam pengertian, manakala tanda berhenti, tidak diperhatikan. Jika terjadi kesalahan-kesalahan seperti tersebut diatas, maka guru jangan memberikan kesalahan itu menjadi berlarut, sehingga menjadi terbiasa dalam kesalahan. Misalnya seharusnya dibaca alhamdulillah hirobbli alamin ( ).

Cara membetulkan kesalahan

Cara membetulkan kesalahan dapat kita lakukan dengan dua cara, yaitu :
  1. Kesalahan dapat dibetulkan di saat-saat selesai membaca dlam satu kalimat yang sempurna, setelah kemudian dibetulkan, baru kita lanjutkan lagi pada kalimat seterusnya. Cara ini lebih efisien dan lebih berhasil.
  2. Setelah anak didik selesai kemudian membacakan bagian bacaan yang telah ditetapkan secara keseluruhan. Misalnya anak didik salah membaca ditengah-tengah, maka cara membetulkannya yakni apabila anak didik tersebut merampungkan semua bacaan itu. Hal itu dimaksudkan agar acara bacaan tidak terputus dan tidak terpenggal, sehingga dapat pula mengganggu konsentrasi anak didik.

  1. Metode Imla’
Metode Imla’ disebut juga metode dikte, atau metode menulis. Di mana guru membacakan acar pelajaran, dengan menyuruh siswa untuk mendikte / menulis di buku tulis. Dan imla’ dapat pula berlaku, dimana guru menuliskan materi pelajaran imla’ di papan tulis, dan setelah selesai diperlihatkan kepada siswa. Maka materi imla’ tersebut kemudian dihapus, dan menyuruh siswa untuk menuliskannya kembali di buku tulisnya.

Tujuan imla’

Adapun tujuan pengajaran imla’ ini adalah sebagai berikut :
  1. Agar anak didik dapat menuliskan kata-kata dan kalimat dalam bahasa Arab dengan mahir dan benar
  2. Anak-anak didik bukan saja terampil dalam membaca huruf-huruf dan kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, akan tetai terampil pula menuliskannya. Dengandemikian pengetahuan anak menjadi inegral. (terpadu)
  3. Melatih semua panca indera anak didik menjadi aktif. Baik itu perhatian, pendengaran, pengelihatan maupun pengucapan terlatih dalam bahasaarab.
  4. Menumbuhkan agar menulis Arab dengan tulisan indah dan rapi
  5. Menguji pengetahuan murud-murid tentang penulisan kata-kata yang telah dipelajari
  6. Memudahkan murid mengarang dalam bahasa Arab dengan memakai gaya bahasa sendiri.

Metode mengajarkan imla

Pada dasarnya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengajaran imla’ di kelas. Yakni dengan cara mengimla’kan materi pelajaran itu di papan tulis dan murid mencatat / menuliskannya di buku tulis. Kemudian imla’ dengan cara,gru hanya membacakan materi pelajaran itu, kemudian murid menuliskannya di buku tulis mereka masing-masing.
Adapun metode imla’ tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Memeberikan, apersepsi terlebih dahulu, sebelum memulai imla’. Gunanya adlah agar perhatian anak didik terpusat kepada pelajaran yang akan dimulai.
  2. Jika imla’ dilakukan dengan cara menuliskan materi imla’ maka langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :
  1. Guru menuliskan materi pelajaran di papan tulis dengan tulisan yang menarik
  2. Membacakan materi pelajaran imla’ yang telah ditulis itu secara pelan dan fasih
  3. Setelah guru membacakan imla’, maka suruhlah di antara mereka untuk membacakan acara imla’ hingga benar dan fasih. Jikaperlu semua siswa dapat membaca imla’ tersebut
  4. Setelah selesai membca imla’ dari semua siswa, maka guru menyuruh mereka untuk mencatatnya di buku tulis
  5. Menagdakan soal jawab, hal-hal yang dianggap belum dimengerti dan dipahami. Dan kemudian mengulangi sekali lagi bacaan tersebut hingga tidak ada lagi kesalahan
  6. Menuliskan kata-kata sulit serta ikhtisar dari materi imla’
  7. Guru menyuruh semua siswa untuk mencatat / menulis imla’ didepan papan tulis itu ke dalam buku tulis mereka masing-masing, dengan benar dan rapi.
  8. Setelah selesai imla’, guru mengumpulkan catatan imla’ semua anak didik untuk diperiksa atau dinilai
  1. Dan jika imla’ dilaksanakan dengan cara : Guru membacakan materi pelajaran imla’ itu kepada siswa, maka langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :
  1. Mengadakan apersepsi terlebih dahulu, agar perhatian siswa semua terpusat pada acar imla’
  2. Guru memulai mendikte acara imla’ secara terang / jelas, dan tidak terlalu cepat, apakah itu dengan cara sebagian-sebagian atau dengan membacakan secara keseluruhan. Dan murid melalui perhatiannya dan pendengarannya yang cermat, mencatatnya pada buku tulis mereka masing-masing
  3. Mengumpulkan semua catatan imla’ siswa, untuk kemudian diperiksa, apakah sudah benar atau belum imla’nya
  4. Guru mengadakan soal jawab mengenai imla’ yang baru saja dikerjakan itu, dan kemudian menyuruh salah satu diantara siswa untuk menuliskannya di papan tulis
  5. Guru membetulkan imla’ secara keseluruhan, dan dapat menjelaskan kembali mengenai kalimat yang belum dipahami oleh siswa
  6. Akhirilah pengajaran dengan memberi berbagai petunjuk dan nasihat-nasihat kepada anak didik.
  1. Mengadakan penilaian (evaluasi), atau post test, mengenai materi imla’, apakah tujuannya telah mengenai sasaran atau belum, jika belum, maka perlu diulang dan perbaikan-perbaikan

Saran-saran dalam imla’

  1. Jika imla’ dengan cara menuliskan di papan tulis, maka tulisan hendaknya rapi danterang, yang dapat dibaca oleh semua anak didik. Dan kalau imla’ dilakukan dengan cara guru membacakan, maka hendaknya bacaan imla’ dibacakan dengan suara yang lantang (terang), jangan terlalu lembek sehingga tidak diengar murid yang duduk di belakang. Jadi bacakanlah acara pelajaran imla’ tersebut dengan tenang tidak tergesa-gesa .
  2. Guru janganlah memulai acara imla’, jika suasana kelas belum ditertibkan, sehingga siswa benar-benar dalam keadaan siap menerima imla’ yang akan disajikan.
  3. Mulailah acara imla’ jika siswa telah dalam keadaan siap, bacakanlah secara terang dan pelan.
  4. Adakanlah soal jawab dan diskusi mengenai materi imla’ tersebut kepada siswa dan mejelaskan maksud dari padanya.
  5. Mengadakan evaluasi / post test.

  1. Metode Insya’ (mengarang)
Metode insya’ yaitu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menyuruh siswa mengarang dalam bahasa Arab. Untuk mengungkapkan isi hati, pikiran dan pengalaman yang dimilikinya.
Melalui metode ini iharapkan siswa dapat mengembangkan daya imajinasi secara kreatif dan produktif sehingga berpikirnya menjadi berkembang dan tidak statis.

Tujuan pembelajaran insya’

  1. Siswa dapat mengarang kalimat-kalimat sederhana dalam bahas Arab.
  2. Siswa terampil dalam mengemukakan buah pikirannya, melalui karya tulis berupa karangan lisan
  3. Siswa mampu berkomunikasi melalui koresponden dalam bahasa Arab
  4. Siswa dapa tmengarang buku-buku cerita yang menarik
  5. Siswa dapat menyajikan berita / peristiwa kejadian dalam lingkunganmasyarakat dan dunia Islam melalui karya yang berbentuk cerita (cerpen), tajuk rencana, artikel dan karya ilmiah lainnya, yang aktual dan mrangsang.

Metode mengajarkan insya’

  1. Materi pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kemampuan anak didik dan perkembangan berpikir serta usia mereka
  2. Pada kelas-kelas dasar pelajaran insya’ dapat diberikan mengenai pembentukan kata-kata atau kalimat yang telah diketahui (dikuasai) anak didik menjadi kalimat yang sederhana
  3. Sedangkan pada kelas-kelas atas, maka pengajaran insya’ dapat ditingkatkan pada pembentukan kalimat yang telah sempurna, yang telah mengandung pengertian yang utuh
  4. Sedangkan pada kelas / tingkat yang lebih tinggi, maka materi insya’ sudah terikat lagi dengan ketentuan-ketentuan yang mungkin bersifat terikat. Akan tetapi guru hanya menentukan topik / tema karangan atau insya’. Apakah mengenai cerita-cerita hikmah tertentu, syair, puisi atau berupa karya ilmia lainnya. Dan siswa mengembangkannya
  5. Setelah insya’ dikerjakan anak didik, maka guru hendaknya mengadakan soal jawab, dan berdiskusi mengenai hasil karya mereka untuk saling bertukar pendapat dan saling melengkapi
  6. Guru membetulkan insya’, dengan memberikan berbagai keterangan dan penjelasan kepada anak didik
  7. Guru mencatat dan melengkapi karyanya itu atas dasar keterangan gunanya
  8. Guru mengakhiri acara insya’ dengan memberikan berbagai petunjuk atau nasehat yang berguna bagi anak didik

Saran-saran yang perlu diperhatikan

  1. Guru hendaknya merencanakan pengajaran insya’ secata matang
  2. Dalam memilih topik insya’ maka perkembangan dan kemampuan anak didik perlu dipertimbangkan secara psikologis
  3. Pada umumnya tugas resitasi (pekerjaan rumah), sangat membantu dan mendorong anak didik untuk aktif belajar dan terlatih dalam insya’. Asalkan tidak terlalu sering dilakukan.

  1. Metode Mahfudzat (Mernghafal)
Metode mahfudzat atau menghafal, yakni cara menyajikan materi pelajaran bahasa Arab, dengan jalan menyruh siswa untuk menghafal kalimat-kalimat berupa syair, cerita, kata-kata hikam, dan lain-lain yang menarik hati.
Pada umumnya pelajaran menghafal syair-syair, kata-kata hikmah dalam bahasa Arab, sangat digemari oleh anak didik. Terutama pada tingkat Ibtidaiyah dan Tsanawiyah. Apalagi materi mahfudzat menarik dan menyentuh perasaan anak didik. Di bawah ini satu contoh materi mahfudzat yang menarik :

“Yang dikatakan pemuda ialah yang berkata : Inilah aku, bukanlah seorang pemuda kalai ia berkata Bapakku Si Anu”
Demikian pula pada syair yang berbunyi :

“Suatu bangsa itu tetap hidup selama akhlaknya tetap baik, bila akhlak mereka rusak, maka sirnalah bangsa itu” (Syair karya : Syauqi)
Tujuan materi mahfudzat
  1. Mengembangkan daya fantasi anak didik, serta melatih daya ingatan
  2. Memperkaya perbendaharaan kata dan percakapan
  3. Mempermudah siswa dalam mempelajari sastra Arab, dan uslub-uslub gaya bahasa yang menarik hari, sebab telah terbiasa menghafal bait-bait yang panjang
  4. Mendidik jiwa kesatria dan menanamkan budi luhur
  5. Melatih anak didik agar baik ucapannya, indah perkataanyya, menarik hari pendengar-pendengarnya
  6. Melatih jiwa dan mental yang disiplin
Metode mengajarkan hahfudzat
  1. Mengadakan apersepsi dan atau pre test
  2. Materi pelajaran mahfudzat harus disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan anak didik
  3. Materi mahfudzat menarik hati dan dapat mendorong semangat dedikasi yang tinggi
  4. Pada kelas-kelas dasar, materi mahfudzat dipilih kalimatnya yang tidak terlalu panjang. Pada kelas-kelas yang sudah maju dapat diberikan cerita-cerita menarik, syair-syair yang indah, dan kata-kata hikmah yang dapat menggugah jiwa dan semangat anak didik
  5. Menuliskan materi mahfudzat di papan tulis denagn tulisan yang indah dan menarik. Dan membacanya bersama-sama agar hafalan benar-benar membekas
  6. Sering-sering melakukan ulangan hafalan
Teknik menghafal mahfudzat
  1. Guru membacakan teks mahfudzat, setelah lebih dahulu dituliskan di papan tulis, kemudian diikuti oleh semua siswa bersama-sama, hingga hafal di luar kepala. Kemudian guru menguji masing-masing siswa tentang hafalannya di depan kelas dengan fasih. Dan setelah semua mendapatkan giliran, baru murid diseuh menyalinnya di buku tulis.
  2. Membacakan mahfudzat sekaligus secara keseluruhan tanpa dibagi-bagi dalam potongan yang kecil. Kemudian dibaca berkali-kali sampai hafal betul
  3. Kebalikan dari point 2 : yaitu dengan cara membagi dalam bagian yang kecil materi mahfudzat dan dihafal, setelah hafal betul bagian pertama, berpindah ke bagian yang lain, dan seterusnya hingga semuanya hafal di luar kepala.

  1. Metode Qawa’id (Nahu Saraf)
Pada umumnya banyak orang Islam menyangka bahwa bahasa Arab itu disamakan dengan nahu saraf, lalu mereka membayangkan bahwa kalau begitu belajar bhasa Arab itu sukar, sulit dan memusingkan otak.
Kesan bahwa arb itu sukar, sulit dan memusingkan kepala adalah banyak disebabkan dari kesalahan metode dalam mengajar. Sistem dan metode pengajaran lama, terlalu menitikberatkan dan mengutamakan nahu saraf dari pada Ta’bir (percakapan), mutala’ah (membaca), dan imla’ (menulis). Sehingga seolah-olah menyamakan bahasa Arab itu dengan nahu saraf itu sendiri. Dalam arti kata, jika seseorang telah mengetahui tata bahasa Arab, maka dengan sendirinya menguasai bahasa Arab. Padahal nahu saraf itu baru merupakan satu bagian dari bahasa Arab, yang tidak mesti perlu dianggap sulit, apalagi ditakuti. Prinsip mengajarkan bahasa Arab hendaknya tidak menyulitkan. Akan tetapi buatlah anak-anak senang berbahasa Arab, jangan menyulitkan mereka.
“Mudahkanlah, dan jangan disulitkan mereka”
Kalu dalam bahasa Indonesia Qawaid/nahu saraf itu searti dengan “Tatat Bahasa”, dan “Grammar” dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, agak aneh kalau pengajaran basha Arab ini mendahulukan saraf/qawaid daripada muhadasah, muthala’ah, imla’, yang seharusnya dapat diajarkan sambil lalu

Metode mengajarkan nahu saraf (Qawaid)
  1. Guru henaknya banyak memberikan contoh-contoh dari materi yang dibahas, agar pengajaran tidak membosankan, dan dapat memudahkan pengertian anak didik
  2. Pada contoh-contoh yang diberikan itu, hendaklah ditulis di papan tulis, dan menjelaskan maksud dang pengertianya
  3. Pada saat guru menjelaskan maksud dan pengertian materi pelajaran nahu saraf, pengertian siswa penuh terpusat kepada materi

Selasa, 11 Desember 2012

Diajak Ibadah Kok alasannya Repot

Hidup itu maknanya repot.. jadi kyai repot karena dikejar kejar santri... santrinya juga repot karena merasa diatur oleh kyainya... yang cantik juga repot karena banyak yg naksir..jadi bingung memilih.. yang jelek juga repot karena nggak ada satu pun yang memilih.. hidup itu memang artinya repot.. kalau nggak pengen repot ya mati saja.. la wong diajak ibadah kok alasannya repot.. kalo ingin hidup tanpa repot ya mending gila saja.. orang gila mah kagak terkena hukum.. mau nggak sholat.. mau nggak zakad.. mau nggak shodaqoh..mau ngpain ngpain saja bebas tanpa dosa...memang kebanyakan manusia itu lupa bahwa dunia itu bukan tempat yang enak dan nikmat..nabi saja masih diberi cobaan.. padahal nabi itu dekat sama alloh...nabi muhammad mendapat istri yang pertama bernama siti khodijah.. mempunyai sifat dermawan dan  sangat taat sama suaminya... yang ke dua mendapat siti aisyah.. karena masih berumur agak kecil siti aisyah mempunyai sifat manja.. yang ketiga mendapat dewi khobsoh putrinya sayyidina umar bin khotob ... tinggi..besar...hitam kelam dan mempunyai sifat emosi yang berlebihan seperti ayahnya... saya kira orang yang menikah akan mengalami 3 ayat ini...yang pertama saat menjadi pengantin baru pasti istrinya dermawan dan taat pada suaminya.. nanti setelah hamil muda pasti keluarlah sifatnya dari dewi aisyah.. mempunyai sifat manja...setelah melahirkan pasti keluarlah sifat dewi khobsohnya..menghadapi kehidupan dengan sifat emosional..  jadi alloh mengajarkan kita itu melalui berbagai media..
kalo nggak percaya.....??? tanyakan sama yang sudah menjalaninya...

Penyakit Guru Dalam Mengajar

etika mendengar judul di atas apa yang teman-teman bayangkan????? Yup, otomatis langsung penasaran. Emang sich secara kata-kata penyakit beneran tapi itu cuka singkatan saja. Oke ini dia penyakit-penyakitnya guru :

Kusta (kurang strategi)
Guru kurang memiliki kemampuan me-manage kelasnya sehingga dalam menghadapi berbagai tingkah polah siswa menjadi kurang teratur. Kurangya strategi di dalam pembelajaran mengakibatkan suasana pembelajaran menjadi tidak menarik

Asma (asal masuk kelas)
Jadi mengajar tanpa bekal apapun, yang penting masuk kelas alias setor muka ke anak-anak. Tanpa memikirkan apa yang anak-anak nanti dapatkan. Karena asal masuk kelas, jadi gurunya biasanya hanya bercerita tidak ada jeluntrungannya atau cuma ngasih tugas saja.

TBC (tidak banyak cara)
Di sini guru kurang mempunyai cara dalam memberikan pembelajaran kepada siswa. Sehingga pembelajaran terkesan monoton. Hal ini dapat membuat siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas

Kudis (kurang disiplin)
Disiplin guru dapat menjadikan contoh yang tidak baik untuk siswa. Ini dapat mempengaruhi perkembangan moral siswa. Karena guru itu mereka anggap sebagai panutan. Istilah jawanya guru itu “Digugu lan ditiru”

Kram (kurang terampil)
Guru yang kurang terampil dalam merencanakan, mengatur, melaksanakan, mengoptimalisasikan alat peraga akan berdampak pada perolehan informasi yang kurang maksimal pada siswa

Lesu (lemah sumber)
Kita sebagai insan pendidik jangan sampai lemah sumber. Artinya dalam mencarai sumber pembelajaran jangan hanya melihat pada satu sumber saja. Akan tetapi kita dapat juga mengembangkan sumber pembelajaran yang bersala dari lingkungan sekitar siswa. Hal ini akan jauh lebih baik karena sumber belajar ada dan setiap hari banyak ditemui oleh siswa. Ini menjadikan pembelajaran akan lebih bermakna.


Mual (mutu amat lemah)

Jadul (jaman dulu)
Dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya kita mulai mencari inovasi-inovasi pembelajaran yang mengikuti perkembangan zaman danm perkembangan kemampuan siswa. Kita jangan hanya terpaku pada teori pembelajaran yang jadul (jaman dulu) alias kuno. Sekarang ini sudah banyak model-model pembelajaran yang mulai dikembangkan di negara kita. Tujuannya selain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran juga untuk memacu motivasi siswa dalam pembelajaran

Tipus (tidak punya semangat)
Ketika mengajar guru terlihat kurang tidur, kurang semangat. Biasanya hal itu juga berpengaruh kepada anak-anak. Anak-anak cenderung kurang berkonsentrasi karena melihat gurunya g mood.

Asam urat (asal susun materi)
Penyakit guru yang satu ini yang dapat sangat merugikan peserta didik. Materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa sebaiknya disusun secara tepat dan dapat menggali potensi yang dimiliki anak. Apabila disusun secara asal, maka tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tidak tercapai dengan baik.

Ada lagi penyakit yang sering keluar pada Guru Dalam Proses KBM yaitu :
  1. ASAM URAT yaitu asal sampai, meski kurang akurat.

  2. ASMA yaitu asal masuk.

  3. BATUK  yaitu baca ngantuk.

  4. DIABETES yaitu dihadapan anak bekerja tidak serius.

  5. DIARE yaitu dikelas anak-anak remehkan (guru hanya menang belajar 1 malam saja).

  6. GAPTEK yaitu gagap teknologi.

  7. GATAL yaitu gaji tambah aktifitas lesu.

  8. GINJAL yaitu gajinya nihil jarang aktif dan terlambat.

  9. HIPERTENSI yaitu hiruk pikuk persoalkan tentang sertifikasi.

  10. KANKER yaitu kantong kering.

  11. KRAM yaitu kurang terampil.

  12. KUDIS yaitu kurang disipilin.

  13. KURAP yaitu kurang rapih.

  14. KUSTA yaitu kurang strategi.

  15. LESU yaitu lemah sumber.

  16. LIPER yaitu lekas ingin pergi.

  17. MUAL yaitu mutu amat lemah.

  18. PROSTAT yaitu program dan strategi tidak dicatat.

  19. REMATIK yaitu rendah motivasi anak tidak simpatik.

  20. SAKAW yaitu status kalaw (baca: galau).

  21. SALESMA yaitu sangat lemah sekali membaca.

  22. STROKE yaitu suka terlambat, rupanya kebiasaan.

  23. TBC yaitu tak bisa computer.

  24. THT yaitu tukang hitung transport.

  25. TIPUS yaitu tidak punya selera

Itu beberapa jenis penyakit yang biasanya di derita oleh para guru-guru di sekitar kita. Wahai bapak/ibu guru….mari kita perhatikan dan persiapkan diri kita, agar kita dapat menjalankan profesi kita sebagai insan pendidik dengan penuh rasa tanggung jawab. Karena nasib generasi penerus bangsa, semua tergantung pada kita para guru. Ayo ciptakan insan yang berkarakter….
Kata bu Dokter mencegah itu lebih baik daripada mengobati!
Diberdayakan oleh Blogger.