Minggu, 27 Januari 2013

Muhasabah dalam Doa

Ya Allah,
engkau beri kami mata, tapi kami sering gunakan untuk melihat yang tidak pantas kami lihat;
kami tidak menggunakannya untuk membaca ayat-ayat-Mu
enkau beri kami telinga, tapi kami sering gunakan untuk mendengar kata sia-sia;
kami tidak menggunakannya untuk mendengar nasehat
engkau beri kami lidah, tapi kami sering gunakan untuk berbohong dan menggunjing;
kami tidak menggunakannya untuk berdakwah, saling menasehati dalam kebenaran
engkau beri kami tangan, tapi kami sering gunakan untuk menzalimi orang dan menzalimi kami sendiri;
kami tidak menggunakannya untuk menyingkirkan kemungkaran
engkau beri kami kaki, tapi kami sering gunakan untuk melangkah menuju tempat maksiat;
kami tidak menggunakannya untuk pergi berjihad
engkau beri kami akal, tapi akal itu jarang kami gunakan untuk memikirkan bagaimana berhukum dengan syari'atmu, akal kami yang liar justru sering memakainya untuk memikirkan hal-hal yang kotor dan licik
Ya Allah, andaikata engkau cabut itu semua?
Kalau engkau cabut mata ini, bagaimana kami bisa melihat indahnya dunia?
Kalau engkau cabut telinga ini, tentu bagi kami dunia ini akan sunyi tanpa nada dan irama?
Kalau engkau cabut lidah ini, tentu kami tak sanggup teriak minta tolong di kala ada marabahaya.

Kalau engkau cabut tangan kami, bagaimana akan menangkis serangan yang menghujam dada

Kalau engkau cabut kaki kami, kemana kami akan berlari ketika bencana melanda
Dan kalau engkau cabut akal kami, kami tak tahu apakah kami ini binatang atau manusia

Ya Allah
Engkau beri kami usia hingga setua ini, tapi kami sering lalai hingga usia itu berlalu percuma
Nafas demi nafas engkau berikan, tapi tidak menjadi amal apapun jua
Sehat lebih menyertai hari-hari kami, tapi tidak membuat kami ringan untuk berjihad
Cahaya mataharimu menerangi kami setiap hari, tapi kami justru mencari kegelapan
Bumi yang kau sediakan untuk berpijak, sering kami injak-injak dengan penuh kesombongan
Langit yang kau ciptakan sebagai atap, jarang mengingatkan kami kepada keagunganMu, padahal kami tidak pernah akan sanggup mengungkap rahasianya
Ya Allah, kami sungguh ngeri
bila detik-demi-detik yang telah Kau berikan, di akherat nanti menuntut mengapa dia kami sia-siakan
bila setiap molekul oksigen-Mu yang pernah kami hirup dengan cuma-cuma,
di hari kiamat nanti menuntut kami mengapa dia kami gunakan untuk maksiat kepada-Mu ya Allah
bila kesehatan kami akan meringankan timbangan amal kami,
karena selama kami di dunia kami anggap ringan sehat pemberian-Mu ini ya Allah
bila cahaya matahari-Mu membakar kami di padang mahsyar,
karena cahayanya yang ramah setiap pagi tidak menjadikan- kami mengingat kasih sayang-Mu
bila bumi yang perkasa menghimpit kami di alam kubur,
karena selama di dunia kami dengan congkak berjalan di punggungnya
bila langit yang agung menimpa kami di hari kiamat,
karena kami lupa keangungan penciptanya.
Ya Allah
Orang tua sangat menyayangi kami, tapi kami hampir tak pernah membalas budi mereka
Saudara dan kerabat menjaga kami  sejak kecil, tapi kami lama tidak bertutur sapa dengan mereka
Tetangga menjaga rumah kami kalau kami pergi, tapi kami jarang peduli dengan kesulitan mereka
Teman sejawat selalu membantu, tapi kami hanya ingat padanya ketika kami butuh lagi pertolongan mereka
Pasangan hidup mendampingi kami di kala suka dan duka, tapi kami sering berkhayal pada orang selain dia
Anak-anak kami adalah harapan kami kelak,
tapi kami tidak memperkenalkan mereka pada Tuhan dan Rasul Teladan mereka
Ya Allah, Bila engkau cabut nikmat ini,
Andaikata dulu ibu kami mengaborsi kami,
lewat siapa lagi kami harapkan curahan Kasihmu ya Allah?
Andaikata kerabat kami memusuhi kami,
lewat siapa lagi kami harapkan Kau menanggung kami ya Allah?
Andaikata tetangga kami tak lagi peduli pada kami,
lewat siapa lagi kami harapkan Kau jaga rumah dan keluarga kami ya Allah?
Andaikata teman sejawat kami mengucilkan kami,
lewat siapa lagi kami harapkan Kau beri kesempatan kami maju ya Allah?
Andaikata pasangan hidup kami selingkuh di belakang kami,
lewat siapa lagi kami harapkan cinta-Mu ya Allah?
Andaikata anak-anak kami semua durhaka melawan kami,
lewat siapa lagi kami harapkan kebahagiaan dalam hidup kami dariMu ya Allah?
Oh Ya Allah, Ampunilah kami ya Allah,
selama ini kami tak juga mensyukuri nikmat yang begitu besar ini ya Allah.
Ya Allah
Engkau telah beri kami nikmat yang tak terhingga
Engkau mengeluarkan kami dari rahim ibu kami tanpa membawa apa-apa
Namun kini kadang-kadang ada makanan yang lezat terhidang di hadapan kami
ada pakaian yang bagus menghiasi tubuh kami
ada rumah tempat kami berlindung dari hujan dan terik matahari
kami mudah menggunakan kendaraan ke tempat yang kami mau
ada sejumlah uang di dompet atau rekening kami
Dan ada pula sedikit banyak penghormatan yang disematkan orang pada kami
Tapi mengapa kami masih suka mengeluh ya Allah, seakan nikmatMu tiada cukup
Mengapa selama ini kami tak pandai mensyukurinya ya Allah?
Makanan lezat itu tidak membuat tubuh kami makin giat beribadah
Pakaian bagus itu tidak membuat kami tergerak untuk menghias jalan-Mu
Rumah megah itu tidak bercahaya oleh bacaan Qur'an dan Majlis orang-orang shaleh
Kendaraan itu tidak membawa kami ke majlis ilmu maupun ladang-ladang jihad
Uang yang banyak itu belum menjadi manfaat bagi kaum dhuafa atau anak-anak yatim
Apalagi kehormatan ini, orang bertanya siapa yang telah mereguk manfaatnya
Ya Allah
Padahal mudah sekali bagiMu untuk meminta kembali apa yang Engkau titipkan
Kau bisa kirim bakteri, sehingga makanan ini jadi berbahaya bagi manusia
Kau bisa kirim jamur sehingga pakaian ini menjadi kusam dan busuk baunya

Kau bisa kirim api, sehingga rumah ini terbakar sempurna

Kau bisa kirim bencana, sehingga kendaraan itu rusak binasa

Kau bisa kirim banyak masalah, sehingga uang yang banyak itu ludes seketika
Kau bisa buka aib kami pada manusia, sehingga dari kehormatan itu justru malu yang ada
Ya Allah, Engkau begitu menyayangi kami, sungguh kami manusia yang durhaka
Ya Allah
Kau curahkan ilmu kepada kami, tetapi ilmu itu belum banyak kami amalkan dan kami gunakan untuk membawa manusia agar selalu ingat kepada-Mu
Kau mudahkan kami sholat, tetapi sholat itu belum membuat kami mampu mencegah perbuatan yang keji dan mungkar; pula sholat kami jauh dari khusyu'
Kau mudahkan kami puasa, tetapi puasa kami belum membuat kami mencintai orang-orang yang lapar dan dahaga bertahun-tahun lamanya
Kau mudahkan kami shodaqoh, tetapi masih terselip perasaan riya' di dada
Kau mudahkan kami berzikir, tetapi zikir kami sebatas di masjid dan rumah-rumah saja
Sungguh malu kami menghadapMu ya Allah, apalagi memohon sesuatu kepadaMu
Tapi bila tidak kepadaMu, kepada siapa lagi kami harus memohon?
Kabulkanlah permohonan kami yang hina berikut ini ya Allah

Duhai Allah
Jadikanlah mata ini penglihatanMu ya Allah, agar ia hanya melihat hal-hal yang halal dilihatnya
Jadikanlah telinga ini pendengaranMu ya Allah, agar ia hanya mendengar hal-hal yang halal didengarnya
Jadikanlah lidah ini gaung wahyuMu, agar manusia hanya merasakan kedamaian dan cinta dariMu
Jadikanlah tangan ini perpanjangan Kasih SayangMu ya Allah,
Perjalankanlah kaki ini ke tempat-tempat yang Engkau ridha
Dan selimuti akal ini selalu dalam cahaya kebijaksanaanMu – wahai Al-Hakim

Duhai Allah
Jadikanlah agar ilmu yang Kau bagi pada kami, bermanfaat dan menyelamatkan kami di dunia dan di akherat
Jadikanlah agar harta yang Kau titipkan pada kami, selalu barokah bagi manusia, terutama kaum dhuafa
Jadikanlah agar jabatan yang Kau amanahkan pada kami, senantiasa kami gunakan untuk melayani ummat, melindungi yang lemah dan tertindas, dengan menerapkan syari’atMu
Jadikanlah keluarga kami keluarga yang penuh cinta, sakinah-mawaddah wa rahmah
Jadikanlah anak-anak kami anak-anak sholeh, yang doanya akan menerangi kubur-kubur kami
Jadikanlah makanan yang kami makan energi ibadah kami
Jadikanlah pakaian yang kami pakai, manifestasi ketaqwaaan kami

Berilah pada mereka yang kesempitan, hati dan dunia yang lapang
Berilah pada mereka yang sakit, kesembuhan dan sehat yang tidak melenakan
Berilah pada mereka yang miskin, kekayaan yang tidak melalaikan
Berilah pada mereka yang tertindas, kemerdekaan yang tidak memperdayakan
Berilah pada mereka yang sendirian, jodoh-jodoh yang kepadaMu akan saling mendekatkan

Duhai Allah
Berilah hidayah pada para pemimpin kami, agar mereka mengurus dan melayani kami dengan syariatMu yang penuh berkah, dan jadilahkan kami bersatu dalam menerapkan syariatMu ya Allah
Kami rindu dengan Rasulullah, dengan Khulafaur Rasyidin, dengan para Khalifah,
dengan keadilan, kemakmuran dan keberkahan yang diciptakan oleh penerapan SyariahMu,
dengan keberanian Thariq bin Ziyad ketika membakar kapalnya untuk menghapus keraguan pasukannya
dengan kesederhanaan Umar bin Abdul Aziz sehingga rakyat tak ada lagi yang pantas menerima zakat
dengan kejeniusan Harun ar-Rasyid ketika membangun pusat-pusat ilmu pengetahuan di Baghdad
dengan ketegasan al-Mu’tashim Billah yang menyerbu Romawi untuk membela kehormatan seorang muslimah
dengan kemuliaan jihad Salahuddin al-Ayubi ketika memperlakukan Richard Lion Heart yang terluka
dengan keyakinan Muhammad al-Fatih ketika masuk Konstantinopel untuk memenuhi nubuwah Rasul
dengan ketegasan Sultan Abdul Hamid ketika menolak tawaran-tawaran zionis di Palestina
Berilah kami nikmat sebagaimana Engkau telah beri nikmat kepada mereka ya Allah
Kami yakin bahwa RasulMu benar, Khilafah ala minhajin Nubuwwah akan datang lagi,
Berilah kesempatan kami untuk menyaksikan kebesaranMu itu ya Allah,
dan berilah kami kekuatan dan kesabaran untuk menyumbangkan harta dan jiwa kami dalam perjuangan itu.
Amien ya Rabbal Alamien

Rabu, 02 Januari 2013

Perbanyak Mengingat Mati

Bila sesosok jasad di depanmu itu adalah kalian…
Mungkin pagi kemarin kalian masih berjalan2 dengan teman2 kalian…
Mungkin siang kemarin kalian masih sempat mendengar sayup-sayup tausiah…
Atau mungkin sempat sejenak tidur bersantai menikmati hari…
Mungkin sore tadi kalian masih tertawa dan bercanda bersama teman2 kalian…
... Tapi kini, inilah kalian, terbujur kaku…
Wajah cakap kalian tak bisa tersenyum lagi…
Tangan kuat kalian tak bisa diangkat lagi…
Pikiran cerdas kalian tak bisa berputar lagi…
Kaki lincah kalian tak bisa bergerak lagi…
Di kanan kirimu, mungkin ada ayah ibumu… atau ada saudara2mu… atau ada sahabat2mu…
Yang menangisi kepergianmu, tapi mereka tak bisa berbuat apa2…
Kau berusaha berbicara pada mereka…
Oh ayah… ada yang belum kusampaikan padamu, betapa aku ingin lebih banyak mengajakmu bicara…
Oh ibu… ada yang belum kuucapkan padamu, betapa aku menyesal lebih banyak aku membantah perkataanmu daripada mendengarkanmu dengan khusyuk…
Oh saudara2ku… apa yang kutinggalkan selain rasa sakit hati pada diri kalian karena buruknya sikapku?
Oh sahabat2ku, aku sering lupa menyapamu dengan senyuman tulus setiap saat aku bertemu kalian…
Oh, betapa aku ingin mengatakan aku mencintai kalian… aku menyayangi kalian…!!! Dengarkah kalian? Walau seberapa buruksikapku, aku mencintai kalian!!! Dengarkah…??
Tapi tidak ada yang mendengarmu… karena lidahmu kini kelu… tak bisa berkata lagi…
Kamu kelak akan diarak oleh keluargamu, menuju peristirahatanterakhir.
Saat itu, mungkin merupakan perjumpaan terakhir.
Karena setelahnya, kalian akan sendiri bersama tanah yang akan membaur dengan tubuh kalian
Kaku… bisu… diam… hanya keheningan yang menjadi teman kalian saat itu…
Kalian sendirian…
Datanglah malaikat Munkar dan Nakir mendekat dan menanyakan kepada kalian…
Siapa Tuhanmu?
Apakah kau bisa menjawab lantang “Allah”? Lidahmu gemetar, ia tak bisa berbohong lagi, ia tak bisa kaugunakan lagiuntuk menutupi kepalsuanmu…
Aku ingin menjawab Allah, tapi, lidah ku ini tak bisa menyebutnya… yang kuingat adalah aku terlalu banyak mencintai duniaku… Siapakah nama yang selalu terngiang dalam pikiranku dan terucap dalam lisanku selama ini, teman? Bila selama ini dalam sehari-hari, yang kauingat bukanlah Allah,yakinkah kau masih bisa mengingatnya di alam kubur ini?Kalaupun engkau mengingatnya, yakinkah lidahmu tidak akan kaku karena tak terbiasa ia mengucapkan itu?
Saat yaumil hisab datang padamu… Seperti apakah kisah hidupmu ini kelak akan kau ceritakan? Tidak, saat itu lidah kalian dikunci. Akal cerdik kalian dihentikan. Saatnya kejujuran berbicara. Lihatlah tangan kalian, kelak ia akan akan menjawabkan apa yang telah kalian lakukan. Sentuhlah kaki kalian kelak dialah yang akan menjawabkan apa yang telah kalian lakukan. Rasakan hati kalian, kelak dialah yang akan berteriak tentang apa yang dia rasa dan niatkan selama ini. Mereka akan berteriak dengan tangis terpendam karena saat ituia tak bisa lagi berbohong menutupi kesalahanmu… tak bisa lagi membisu menahan aibmu…tak bisa lagi membelamu…
Setelah semua terungkap nanti… yang ada hanya tinggal penyesalan…
Apalah artinya rasa senangmu di dunia dulu?
Apa makanan enakmu siang tadi masih ada gunanya kini? Apa novel yang kalian baca kemarin masih ada manfaatnya saat ini?Atau film yang kau tonton minggu lalu masihkah menyenangkanmu kini? Handphone yang baru kau beli itu, apakah ada di sampingmu saat ini?
Pujian-pujian temanmu bahwa kau hebat dalam berbagai hal apakah masih bisa kau banggakan kini? Tatapan kagum adik-adik kelasmu, apakah masih dapat kau lihat kini? Permintaan tolong dari orang-orang sekitarmu, apakah masih membuatmu merasa penting saat ini?
Bila setelah tirai diturunkan, tap! Drama telah usai. Perjalanan telah berakhir. Kamu turun dari panggung kehidupan dan di situlah hidupmu yang sebenarnya…
Apa yang kamu bawa di tanganmu?
Mungkin yang kau bawa adalah hutang2mu yang belum terbayar? Amanah2mu yang terlalaikan? Rasa sakit hati teman2mu yang diabaikan?
Lalu mana amalmu? Ya Allah, cukupkah ini untuk perjalanan panjangmu ini? Kemarin saja ada kebaikanmu yang kau tunda. Nanti saja lah, kan masih ada waktu. Namun kini? Masihkah ada?
Di mana kamu kelak di akhirat berada? Di deretan orang-orang dengan wajah bersih bersinar? Atau deretan orang-orang yang menunduk karena hangus wajah kalian karena dosa yang kaliansembunyikan?
Di manakah kelak rumah abadimu? Apakah di Syurga tempat segala yang kau inginkan tersedia? Tempat segala yang kau tinggalkan di dunia ini dapat kau terima? Atau di Neraka? Tempat segala yang kau pinta adalah sia-sia? Tempat balasan atas hal-hal maksiat yang kau lakukan di dunia?
Setiap muslim akan masuk surga, bukan?
Namun apakah sebelumnya kau sempat merasakan api neraka itu? Yang satu hari seperti seribu tahun lamanya? Merasakannyauntuk semenit saja? Hanya karena dosamu yang tidak kau pintakan taubatnya?
Bukan, bukan amalmu yang akan memasukkanmu ke Syurga… bukan sujudmu, bukan infaqmu,, bukan puasamu, bukan lelah kerjamu, bukan capai pikiranmu… bukan teman! Tapi rahmat Allah SWT! Maka hatimu, jagalah selalu pada harapan akan ridho Allah… Sikapmu, jagalah selalu dalam ikhlas padaNya. Lisanmu, jagalah selalu agar selalu membuahkan cinta padaNya…Harapkanlah Allah dalam hatimu, Karena hanyaAllah yang dapat menolongmu, Teman…
Maka mulai hari ini hitunglah segala amalmu… hitunglah segala kesalahanmu… menangislah karena amalmu itu belum juga cukup menutupi dosamu… Jagalah terus dirimu dalam kebaikan.Karena kau tak tahu kapan batas akhir hidupmu… Pada akhir ceritamu,apakah akhir yang indah atau buruk? Apakah kau yakin, kelak kau akan mati dalam kondisi sebaik ini? Apakah kaumati dalam maksiat, atau dalam amalmu? Apakah kau mati saatkau sedang berbuat sia2, atau saat kau sedang berbuat kebajikan?
Karena hidup ini hanyalah perjalanan sementara teman. Kisah senangnya hanya hiburan sesaat. Kisah sedihnya hanya ujian sementara. Alam akhirat itulah hidupmu yang sebenarnya. Makatanyakah ada dirimu.. buat apa aku di dunia ini? Tugas apa yang harus kutuntaskan di sini? Bagaimanakah aku mengisi perjalanan ini? Apa yang harus kusiapkan untuk hidupku nanti? Bagaimana akhir hidupku ini nanti kurencanakan?
Tanyakan pada dirimu… cari tahu oleh dirimu… kerjakan olehmu… saat ini… mulai detik ini…karena waktu tak dapat menunggu…
Diberdayakan oleh Blogger.