Kamis, 26 September 2013

Mari Belajar Bersyukur

“Alhamdulillah!”
“Terima kasih, ya Allah!”
Berapa sering kita mendengar ucapan syukur? Berapa sering kita bersyukur kepada Allah? Seberapa banyak lisan kita tergerak mengucap kata syukur?
Seberapa pantaskah kita menghujat Allah hanya gara-gara secuil harapan kita yang tak tercapai? Atau malah doa-doa kita belum diijabahi? Padahal, nikmat Allah sangat dan luar biasa besarnya kepada kita.
Syukur dari kata asy-syukr yang artinya adalah ucapan, perbuatan dan ucapan terima kasih atau al-hamd berarti pujian. Ibn Athaillah dalam kitabnya, Al-Hikam mendefinisikan syukur adalah sarana untuk memanfaatkan dan memelihara karunia-Nya. Hati yang bersyukur memperkuat dan memantapkan kebaikan yang ada. Orang awam mungkin hanya bersyukur saat mendapatkan kesenangan materi saja. Tetapi, orang yang dekat dengan Allah menyadari semua yang terjadi di dunia, baik itu nikmat atau musibah sekalipun akan senantiasa bersyukur.
Siapa tidak mensyukuri nikmat, berarti menginginkan hilangnya. Dan siapa mensyukurinya, berarti telah secara kuat mengikatnya. [Ibn Athaillah]
Orang beriman minimal akan mengucap “alhamdulillah!” ketika menerima sebuah nikmat dari Allah. Berapa banyak saat ini orang yang jelas-jelas Allah telah memberikan segala kenikmatan tetapi kufur. Jabatan dan pangkat yang tinggi tapi tidak amanah. Diberi otak yang cemerlang tapi tidak digunakan untuk menadabburi kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan. Syukur adalah wujud dari penghambaan seorang hamba terhadap penciptanya. Cerminan dari hati yang tulus dan mengakui jika Allah maha segalanya.
Menurut Imam Ghazali, syukur termasuk ibadah yang paling tinggi maqamnya (tingkatan, derajat). Lebih tinggi dari sabar (shabr), takut (khauf) kepada Allah. Karena banyak sekali orang yang meminta dan memohon rizki kepada Allah dengan sabar tapi setelah Allah mengabulkan mereka malah tidak mensyukurinya.
Allah Ta`ala berfirman :
Artinya : Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu anya kepada-Nya saja menyembah. (Q.S An-Nahl [16] : 114)
Dalam H.R Abu Dawud dan at-Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu`Alaihi Wasallam bersabda :
“Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada manusia.”
Bersyukur tidak hanya memberi materi kepada orang yang membutuhkan. Banyak hal yang bisa lakukan untuk bersyukur. Bersyukur yang paling mudah misalnya, dengan mengucap alhamdulillah, selalu berdzikir dan mengucapkan puji-pujian kepada Allah. Bersyukur dengan hati, selalu berhusnudzon (berprasangka baik) kepada Allah atas segala takdir-Nya. Karena manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan segalanya. Rencana Allah pastilah lebih indah. Bersyukur dengan al-aql wa al-fikr yaitu bersyukur melalui akal pikiran dapat dilakukan dengan merenungi, mengakui segala yang Allah telah berikan kepada hamba-Nya. Dengan melestarikan lingkungan, menjaga alam dan tidak merusaknya.
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S An-Nahl [16] : 78)
Kurang lebih ada tujuh puluh ayat di dalam Al-Quran Al-Kariim yang menyebutkan tentang syukur. Subhanallah! Itu berarti, Allah benar-benar mewajibkan kepada kita, umat Islam yang beriman agar selalu mensyukuri nikmat-nikmat-Nya.
Hati yang selalu ikhlas dan ridla dengan takdir-Nya, lisan yang selalu ringan mengucap syukur dan berakhlaqul karimah terhadap sesama manusia merupakan bentuk nyata dari mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Orang yang senantiasa bersyukur kepada Allah, qana’ah, selalu mengambil hikmah terhadap segala permasalahan maka hidupnya akan tentram, pikirannya tidak cemas, hatinya selalu bersih dari kesombongan dan kekufuran. Tetapi sebaliknya, orang yang tidak mau dan lupa bersyukur maka Allah akan mencabut nikmat yang telah diberikan-Nya dan mengganti dengan siksa yang pedih. Naudzubillahi min dzalik.
Oleh karena itu, jika kita bersyukur maka keimanan kita bertambah, ilmu kita bertambah, harta kita bertambah, amal kita bertambah. Janji Allah tak akan luput seperti pada surat Q.S Ibrahim [14] : 7,
Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Kita bisa menghirup udara segar, tangan kita bergerak melakukan apa saja yang kita mau, mata kita bisa melihat dengan jelas, kaki kita bisa berjalan dan tubuh kita tegap tanpa takut terjatuh, perut kita bisa mencerna makanan dengan tidak memuntahkannya, telinga kita masih bisa mendengar, itu semua nikmat dari Allah.
Maka, nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan? Pertanyaan tersebut berulang-ulang sebanyak 31 kali dalam surat Ar-Rahman. Bersyukur bukanlah hal sulit, bukanlah hal remeh yang mesti kita tinggalkan.
Bersyukur merupakan ibadah paling mudah, tetapi sangat sedikit orang yang menyadari dan melakukannya. Hanya hamba yang benar-benar beriman yang bisa mensyukuri setiap nikmat dan rizki yang telah Allah berikan. Sekecil apapun itu, jika kita bersyukur maka nilainya akan tinggi di mata Allah Ta`ala.
Semoga ini bisa menjadi renungan para sahabat muslim, agar kita lebih berkaca diri, tidak takabbur dan selalu mensyukuri segala yang Allah telah karuniakan kepada kita.
Diberdayakan oleh Blogger.