1. اَلْعِلْم (ilmu)
Sejatinya, seorang yang berilmu memiliki sikap rendah hati. Semakin berisi semakin merunduk. Demikian falsafah padi mengajarkan. Namun, memiliki ilmu terkadang membuat si pemilik ilmu menjadi sombong: merasa diri paling pintar, merasa diri paling tahu, merasa diri paling paham. Orang lain, dianggapnya tidak tahu apa-apa.
2. اَلْعَمَلُ وَالْعِبَادَةُ (amal dan ibadah)
Penyebab kesombongan yang kedua adalah amal dan ibadah. Merasa amal yang telah dilaksanakan begitu banyak, besar dan berharga, hati seseorang menjadi angkuh. Ia menganggap orang lain tidak bisa beramal
3. اَلْحَسَبُ وَالنَّسَبُ (keturunan, nasab)
Selanjutnya, kesombongan bisa saja timbul karena faktor keturunan dan nasab keluarga. Memiliki orang tua sebagai tokoh besar suatu masyarakat, seseorang busung dada ketika berhadapan dengan yang lain. Memiliki saudara yang sukses berpendidikan tinggi, seseorang membangga-banggakan diri di depan sahabat-sahabatnya
4. اَلْجَمَالُ (ketampanan, kecantikan)
Setan akan terus menggoda anak Adam agar ketampanan dan kecantikan yang dimilikinya ia pamer-pamerkan. Selain itu, orang lain dianggapnya tidak lebih tampan atau cantik daripada dirinya, kemudian ia merasa gagah dengan penampilannya.
5. اَلْمَالُ (harta)
Selain sebagai alat beribadah, harta bisa saja dijadikan alat oleh setan untuk menyusupkan kesombongan ke dalam hati manusia. Kita harus berhati-hati dalam bab harta. Harta itu fitnah (ujian) dan salah satu ujiannya adalah bisakah kita menjadi tawadhu meskipun harta melimpah ruah?
6. اَلْقُوَّةُ وَشِدَّةُ الْبَطْشِ (kekuatan, kerasnya penindasan)
Penyebab kesombongan selanjutnya adalah kekuatan, kemampuan, dan kehebatan yang dimiliki. Lagi-lagi kita harus ingat kepada Allah yang telah menciptakan kita dengan segenap kemampuan dan keunikan. Sombong dengan kemampuan diri, sama saja sombong dengan pemberian. Karena, kekuatan dan kemampuan diri merupakan pemberian Allah
7. اَلْأَتْبَاعُ وَالْأَنْصَارُ وَالْعَشِيْرَةُ وَالْأَقَارِبُ (pengikut, penolong [backing], kelompok, kerabat)
Karena teman dekat adalah seorang pejabat atau anggota dewan, lalu seseorang bebangga diri. Karena memunyai bodyguard yang gagah dan berotot, seseorang kemudian membusungkan dada. Karena memiliki pengikut (umat) yang banyak dan berstrata tinggi, seorang ustadz atau kiayi merasa diri sukses dakwah. Semua ini adalah jebakan yang setan buat.
Semoga Allah melindungi kita dari sikap-sikap yang tidak baik termasuk sikap sombong ini.
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاء
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemungkaran akhlak, amal dan hawa nafsu”