Kusta (kurang strategi)
Guru kurang memiliki kemampuan me-manage kelasnya sehingga dalam menghadapi berbagai tingkah polah siswa menjadi kurang teratur. Kurangya strategi di dalam pembelajaran mengakibatkan suasana pembelajaran menjadi tidak menarik
Asma (asal masuk kelas)
Jadi mengajar tanpa bekal apapun, yang penting masuk kelas alias setor muka ke anak-anak. Tanpa memikirkan apa yang anak-anak nanti dapatkan. Karena asal masuk kelas, jadi gurunya biasanya hanya bercerita tidak ada jeluntrungannya atau cuma ngasih tugas saja.
TBC (tidak banyak cara)
Di sini guru kurang mempunyai cara dalam memberikan pembelajaran kepada siswa. Sehingga pembelajaran terkesan monoton. Hal ini dapat membuat siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas
Kudis (kurang disiplin)
Disiplin guru dapat menjadikan contoh yang tidak baik untuk siswa. Ini dapat mempengaruhi perkembangan moral siswa. Karena guru itu mereka anggap sebagai panutan. Istilah jawanya guru itu “Digugu lan ditiru”
Kram (kurang terampil)
Guru yang kurang terampil dalam merencanakan, mengatur, melaksanakan, mengoptimalisasikan alat peraga akan berdampak pada perolehan informasi yang kurang maksimal pada siswa
Lesu (lemah sumber)
Kita sebagai insan pendidik jangan sampai lemah sumber. Artinya dalam mencarai sumber pembelajaran jangan hanya melihat pada satu sumber saja. Akan tetapi kita dapat juga mengembangkan sumber pembelajaran yang bersala dari lingkungan sekitar siswa. Hal ini akan jauh lebih baik karena sumber belajar ada dan setiap hari banyak ditemui oleh siswa. Ini menjadikan pembelajaran akan lebih bermakna.
Mual (mutu amat lemah)
Jadul (jaman dulu)
Dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya kita mulai mencari inovasi-inovasi pembelajaran yang mengikuti perkembangan zaman danm perkembangan kemampuan siswa. Kita jangan hanya terpaku pada teori pembelajaran yang jadul (jaman dulu) alias kuno. Sekarang ini sudah banyak model-model pembelajaran yang mulai dikembangkan di negara kita. Tujuannya selain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran juga untuk memacu motivasi siswa dalam pembelajaran
Tipus (tidak punya semangat)
Ketika mengajar guru terlihat kurang tidur, kurang semangat. Biasanya hal itu juga berpengaruh kepada anak-anak. Anak-anak cenderung kurang berkonsentrasi karena melihat gurunya g mood.
Asam urat (asal susun materi)
Penyakit guru yang satu ini yang dapat sangat merugikan peserta didik. Materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa sebaiknya disusun secara tepat dan dapat menggali potensi yang dimiliki anak. Apabila disusun secara asal, maka tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tidak tercapai dengan baik.
Ada lagi penyakit yang sering keluar pada Guru Dalam Proses KBM yaitu :
- ASAM URAT yaitu asal sampai, meski kurang akurat.
- ASMA yaitu asal masuk.
- BATUK yaitu baca ngantuk.
- DIABETES yaitu dihadapan anak bekerja tidak serius.
- DIARE yaitu dikelas anak-anak remehkan (guru hanya menang belajar 1 malam saja).
- GAPTEK yaitu gagap teknologi.
- GATAL yaitu gaji tambah aktifitas lesu.
- GINJAL yaitu gajinya nihil jarang aktif dan terlambat.
- HIPERTENSI yaitu hiruk pikuk persoalkan tentang sertifikasi.
- KANKER yaitu kantong kering.
- KRAM yaitu kurang terampil.
- KUDIS yaitu kurang disipilin.
- KURAP yaitu kurang rapih.
- KUSTA yaitu kurang strategi.
- LESU yaitu lemah sumber.
- LIPER yaitu lekas ingin pergi.
- MUAL yaitu mutu amat lemah.
- PROSTAT yaitu program dan strategi tidak dicatat.
- REMATIK yaitu rendah motivasi anak tidak simpatik.
- SAKAW yaitu status kalaw (baca: galau).
- SALESMA yaitu sangat lemah sekali membaca.
- STROKE yaitu suka terlambat, rupanya kebiasaan.
- TBC yaitu tak bisa computer.
- THT yaitu tukang hitung transport.
- TIPUS yaitu tidak punya selera
Itu beberapa jenis penyakit yang biasanya di derita oleh para guru-guru di sekitar kita. Wahai bapak/ibu guru….mari kita perhatikan dan persiapkan diri kita, agar kita dapat menjalankan profesi kita sebagai insan pendidik dengan penuh rasa tanggung jawab. Karena nasib generasi penerus bangsa, semua tergantung pada kita para guru. Ayo ciptakan insan yang berkarakter….
Kata bu Dokter mencegah itu lebih baik daripada mengobati!